Minggu, 19 Agustus 2018

Pemimpin

Menjadi pemimpin itu bukan sekedar soal status, bukan juga soal gengsi.

Menjadi pemimpin itu adalah dia yang mampu menjadi bapak, ibu, saudara, rekan, yang mampu merangkul anak buahnya, membimbing, dan ikut aktif bekerja, membersamai proses. Tidak sekedar diam saja, memerintah, dan menunggu hasil.

Semua orang mungkin bisa bekerja, tetapi tidak semua orang mampu menjadi pemimpin. Hanya dia yang terbaik, hanya dia yang terpilih. Siapapun yang layak akan terlihat dari kesehariannya, dari cara dia bicara, dari cara dia bekerja, dan dari cara dia mengatur dirinya sendiri.

#isupolitik
#duniapolitik

Kamis, 24 Mei 2018

Kata #9

Jika suka, maka katakan saja, agar dia mengerti bahwa kau memang menyukainya.

Jika rindu, katakan saja, agar dia tahu bahwa kita memiliki perasaan yang sama.

Jika sayang, katakan saja, agar dia menyadari bahwa rasa itu tak lagi soal 'aku dan kamu', melainkan 'kita'. 

Atau, jika tak ingin kau katakan, maka tunjukkan saja dengan caramu merindu dan menyayangi kekasihmu.

Atau, jika kau masih malu atau ragu, maka genggamlah perasaanmu dalam jiwa dan sampaikan pada sang Maha pemilik hatinya agar Dia yang menunjukkannya.

Kata #8

Jika jenuh, maka katakan saja, agar aku mengerti dan membiarkanmu sendiri, memberikan kesempatan padamu untuk menjernihkan pikiran atau sekedar menghibur dirimu sendiri.

Jika marah, katakan saja, agar aku tahu kesalahanku dan belajar memperbaikinya.

Jangan diamkan aku atau membiarkan masalah itu berlarut-larut.

Cukup katakan saja.

Mungkin tak banyak yang bisa kulakukan, tetapi setidaknya dapat mengurangi bebanmu dan aku mengerti kondisimu saat ini, agar tidak ada salah paham dan aku mengerti.

Katakan saja.

Minggu, 01 April 2018

Doa Barakah

Bismillahirrohmanirrohim.

Rasanya baru kemarin aku mengenalnya.
Rasanya baru kemarin pinangannya diajukan. 
Rasanya baru kemarin aku mempertimbangkan baik buruknya. 
Nyatanya, ini menjadi titik balik. 
Semua cerita di belakang seakan menguap begitu saja.

Hari ini kehidupan baru telah dimulai.
Baik, buruk, kekurangan, dan kelebihan bukan lagi tentang diri sendiri, melainkan menjadi kita, saling bersinergi, saling mengingatkan, saling menguatkan, berjalan bersama meraih surga-Nya.

Kini dia adalah imam. 
Segala pertanggungjawaban kini terlimpahkan kepadanya. 
Bersabarlah atasku.
Dia, yang kusebut suami. 
Zawjil mahbub. 


"Ya Allah, kami mohon limpahkan kepada kami cinta. Engkau yang memberikan kemudahan bagi kami dengan Ridho dan Rahmat-Mu. Jadikanlah kami pasangan yang saling mencintai di kala dekat, saling menjaga kehormatan di kala jauh, saling menghibur di kala duka, saling mengingatkan di kala bahagia, saling mendoakan dalam kebaikan dan ketakwaan, serta saling menyempurnakan dalam beribadah. "

"Barokallohulaka wabaroka'alayka wa jama'a baynakuma fi khoyr."

Ahad, 15 Rajab 1439H
H.M. & F.D.

Rabu, 13 Desember 2017

Taaruf #4: Biarkan Dia yang Memilih

Dia berhak untuk memilih yang terbaik. Mungkin sekarang dia masih dalam prosesnya, mencari-cari apa dan siapa yang akan mengisi kekosongan di hatinya.

Dia berhak untuk memilih apa yang menjadi keyakinannya. Jika dia nyaman dengannya, maka aku pun turut senang untuknya.

Dia berhak untuk memilih siapa yang dapat menyenangkan dan menenangkan hatinya. Jika dia telah menemukannya, maka aku pun rela untuk melepasnya.

Mungkinkah itu aku?

Sabtu, 12 Agustus 2017

Iman

Iman itu adalah tentang hati, tentang keyakinan yang sebenarnya bersifat prinsipal dan tidak mudah diubah. Ketika hati mengatakan begini benar, begitu salah, begini baik, begitu buruk, maka memang begitulah adanya.

Iman itu bukan soal baik dan buruk, melainkan soal benar dan salah. Apakah itu benar menurut syariat dan dianjurkan atau sebaliknya.

Setiap orang punya hak yang sama atas keimanannya, tentang pemikirannya, tentang apa yang diyakininya benar dan salah menurut mereka. Tidak ada paksaan dan tidak boleh ada paksaan meskipun terkadang menimbulkan perdebatan. Ini adalah tantangannya, namun tak mustahil untuk tetap mempertahankannya, bukan?

#Hamasah
#KeepIstiqamah
#BeraniBerhijrah

Sabtu, 22 Juli 2017

Bila Tiba

Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara

Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua
Pertanyaan

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hati pun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara

Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri

Mati tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pasti kan mengalami
Mati