Sabtu, 29 Desember 2012

Terima Kasih, Tuhan!

Ya ALLAH, aku tau semua orang menyayangiku, mendoakan yang terbaik untuk hidupku. Ya ALLAH, aku tau dan yakin hanya Engkau yang Maha Segalanya, Maha Sempurna, Maha Bijaksana. Aku tau dan yakin hanya Engkau yang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Ya ALLAH, terima kasih untuk segala kebaikan-Mu hari ini, terima kasih untuk anugerah-Mu hari ini, terima kasih untuk nikmat-Mu hari ini. Ya ALLAH, terima kasih untuk ilmu yang luar biasa, bimbingan yang luar biasa, arahan yang luar biasa. Ya ALLAH, terima kasih telah memberiku ibu yang luar biasa, ayah yang luar biasa, saudara dan kerabat yang luar biasa. Ya ALLAH, aku tau setiap kata, setiap kecupan, setiap sentuhan, setiap pelukan, setiap tetes air mata, setiap hati, adalah doa. Doa agar senantiasa kuat, tegar, sabar, menghadapi tempaan. Ya ALLAH, terima kasih telah memberiku cinta, kasih, sayang, simpati, empati, ketulusan, kesetiaan, kekuatan, sentuhan iman, pelukan, dan senyuman hangat. Ya ALLAH, terima kasih atas segalanya yang takkan pernah menjadi sia-sia... Amin. :)

Jumat, 21 Desember 2012

Share: Hiburlah Jiwamu

oleh: Ust. Akhmad Arqom

"Perjalananmu jauh, engkau selalu membutuhkan kenyamanan sepanjang waktu, oleh karenanya hibur dan segarkan selalu jiwamu."

Engkau mungkin merasa sepi sendiri, karena jauh dari orang-orang yang mencintai dan menyayangimu...

Janganlah kau biarkan kesepian itu semakin menyedihkanmu... Segeralah basahi dirimu dengan air wudhu... lalu tenggelamkan dirimu dalam ruku' dan sujud panjang pada TUHANmu, sebab hanya DIA yang bisa menemani, menenangkan, dan kembali menyegarkan jiwamu tanpa pernah terputus dengan waktu...

Engkau mungkin merasa lelaaaaaah sekali karena hari-harimu terasa begitu panjang kau jalani demi mewujudkan mimpi besar hidupmu... sementara tenaga dalam dirimu serasa tidak lagi memadai membantumu melangkah berjuang...

Jangan biarkan kelemahanmu itu semakin terus menggerus tenaga hidupmu... segeralah lipat gandakan kekuatanmu kembali bersama lantunan tenang dan khusyu' nama-nama dan ayat-ayat TUHANmu yang kau ucapkan dari lisan, pikiran, perasaan, dan hatimu dengan memelas tulus meminta kembali kesegaran dan kekokohan dari TUHAN mu...

Engkau mungkin tiba-tiba merasa takut dan ingin rasanya waktu bisa kau hentikan putarannya... sebab sepertinya bekal menghadap TUHANmu tidak cukup banyak kau kumpulkan dari waktu ke waktu

Itu sesungguhnya perasaan semua saudara-saudaramu, karena semakin insyaf oleh berlalunya waktu yang tidak banyak diisi dengan bekal untuk bertemu dan betanggung jawab di hadapan SANG PEMILIK HIDUP kelak di akhir waktu...

Masih ada waktu untukmu... Segeralah berketetapan hati dan teguhkan dirimu untuk memperbaiki jalan hidupmu agar bisa lurus kembali seperti kehendak TUHANmu... Semoga kelak, saat ruh terlepas dari jasadmu, engkau bisa menutup hidup dengan kalimat tauhidmu.

Kalau engkau memasuki masjid, rumah ruku' sujudmu, jangan engkau tergesa-gesa menyudahi ibadahmu.

Jadilah engkau orang terakhir yang keluar dari masjidmu itu, karena engkau berlama-lama memuas-muaskan dirimu menghibur jiwamu dengan nikmat dan lezatnya ibadahmu pada TUHANmu.

Selasa, 04 Desember 2012

Introspeksi diri: Biarkan berbeda

Ini kisahku dengan seorang sahabatku. Cerita sederhana, tapi terkadang menjadi masalah rumit. Ini tentang prinsip dan gaya hidup.

Suatu prinsip memang tak pernah sama antara satu manusia dengan manusia lainnya. Aku menganggap suatu hal tak boleh, tapi dia membolehkannya dan menganggap hal itu wajar saja. Aku tak biasa dengan gaya hidupnya dan menghindari berdebat dengannya hingga aku tak kembali membahasnya. Tapi ternyata justru mengalihkannya membuat dia memperbaiki semuanya dan beralih aku yang bersalah. Aku ingin maafnya, tapi tak sempat kukatakan. Lidahku kelu. Kupikir tak menjadi persoalan besar, tapi ternyata membesar. Sebenarnya tidak, tapi saat ini rasanya iya. Aku ingin maafnya.

Sobat, maafkan aku… aku sadari hatiku keras, tak seperti hatimu yang selembut kapas. Aku sadari pemikiranku terbatas, tak sepertimu yang berpikiran luas ke depan. Aku sadari perbedaan gaya hidup menjadi celah, tapi tak harus menjadi selisih antara kita, bukan? Sobat, maafkan aku… Kucoba mengertimu mulai saat ini, meski tak bisa mengikuti caramu menatapi persoalan apapun. Kau, tak perlu mencoba mengerti aku karena caraku terlalu rumit untuk kau mengerti. Biarkan kita berbeda.

Serumit apapun masalah kita, biarkan kita menjadi penengah. Menjadi pihak yang mengalah, tak berarti dia kalah. Ini memang bukan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ini tentang bagaimana seseorang dapat berbesar hati menerima kenyataan yang tak sesuai dengan inginnya, berpikir positif, bersabar, ikhlas, dan tetap menghadapi semuanya dengan senyuman. Kekecewaan memang tak dapat dihindari oleh setiap orang. Yang berbeda adalah bagaimana mereka dapat menanggapinya, mengatasi persoalannya, dan mampu mengevaluasi diri, Aku memang tak sesempurna tulisan ini, tapi kucoba mengintrospeksi diri dan berbagi pengalaman ini agar setiap orang dapat mengambil ibroh (pelajaran) di dalamnya.