Jumat, 17 Juli 2015

Renungan Malam #1

Saat dunia telah terlelap, sementara aku masih terjaga sendiri, aku merenungkan sesuatu. Setiap orang memiliki cerita kehidupannya masing-masing. Terkadang kumelihat orang lain lebih beruntung daripada aku, namun kutahui bahwa itu menunjukkan bahwa aku menjadi kurang bersyukur. Di sisi berbeda, aku melihat ternyata perjalanan hidupku yang terlalui sebenarnya telah memberiku banyak pelajaran, tak melulu melihat sisi buruk dari sebuah perjalanan meskipun tak kupungkiri perasaan itu mungkin akan ada saja melekat dalam benak hingga akhir. Terkadang aku tersenyum sendiri memperhatikan setiap langkah kehidupanku, sungguh, Tuhan tak pernah menjadikan sesuatu itu sia-sia bagi siapa saja yang mau memikirkan.

Sajak Rasa yang Salah

Biarkanku mengagumimu dari jauh
Biarkanku melihatmu walaupun hanya bayanganmu
Karena tak sepantasnya bagiku menunjukkan secara nyata
Karena tak sewajarnya bagiku mengambil perhatianmu
Agar tak ada lagi rasa yang salah
Biarkan begini saja.

Kata 3

Kenapa harus merasa sombong jika diri hanyalah seorang manusia yang tak pernah lepas dari salah dan khilaf?
Kenapa harus menyombongkan diri jika apa yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita?
Kenapa harus merendahkan orang lain jika nyatanya kita tak beda?
Kenapa harus meremehkan orang lain jika bahwasanya kita pun punya kelebihan dan kekurangan meski tak sama?

Dunia, manusia, tak pernah lepas dari ujian. Semua orang berlomba mencari kesejahteraan. Entah bagaimana caranya.
Dunia, manusia, sebenarnya sifatnya hanya sementara. Tuhan tak pernah melihat statusnya, pangkatnya, jabatannya. Lalu, kenapa harus menyombongkan diri?

Suksesnya seseorang tak patut dilihat sebelah mata. Setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Sukses tidak selalu tentang seberapa tinggi tingkat pendidikannya, seberapa banyak proyek yang dikerjakannya, seberapa tinggi pangkat dan jabatannya, dimana dia bersekolah, jurusan apa yang diambilnya, atau dimana tempat dia bekerja. Setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Jadi, biarkan mereka dengan cerita suksesnya masing-masing, tanpa perlu menghujat, mencela, meremehkan, atau memandang sebelah mata. Tak patut, karena kita tak tahu bagaimana prosesnya, perjalanannya, jatuh bangunnya menghadapi persoalannya. Jadi, biarkan saja setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Tak perlu dicampuri. Itu saja.