Kamis, 22 Desember 2016

Ibu

Cintailah dan hargailah orang tua kita. Kita sering begitu sibuk untuk tumbuh dewasa, namun kita lupa mereka juga bertambah tua.

Ibu...
Semua orang tahu, sosokmu adalah yang luar biasa.
Semua orang tahu, kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Semua orang tahu, bahwa di tanganmu kami bisa terdidik dengan sangat baik.
Kau adalah madrasah pertama dalam kehidupan kami.
Kau adalah yang paling mulia, hingga Rasul pun menyebutmu tiga kali dibanding ayah. "Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu."

Ibu...
Maafkan kami yang belum bisa sepenuhnya ada untukmu.
Maafkan kami yang terkadang terlalu sibuk mencari surga, padahal ia begitu dekat -di kakimu.
Maafkan kami yang masih sering berkeluh kesah, menganggapmu sebagai beban, padahal dulu kau dengan sukacita memelihara kami hingga kami tumbuh mendewasa.

Ibu...
Mohon doakan kami, agar senantiasa berada di jalan yang lurus, yaitu jalan yang kau ridhoi dan Tuhan pun meridhoi.
Semoga Dia memberi kami kesempatan untuk bisa selalu membuatmu tersenyum bahagia karena kami.

Ibu...
Terima kasih atas kasih dan sayang yang telah kau curahkan untuk kami.
Terima kasih atas doa dan harapan baik.
Kami mencintaimu karena Allah.

Salam sayang dan bakti kami untukmu, ibu...

Selamat hari ibu.

Senin, 19 Desember 2016

Ruang Sendiri

Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu
Jangan datang terus
Beri juga aku ruang bebas dan sendiri
Jangan ada terus
Aku butuh tahu seberapa kubutuhkanmu
Percayalah rindu itu baik untuk kita

Pagi melihatku menjelang siang kau tahu
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa kuhargai

Baik buruk perubahanku tak akan kau sadari
Kita berevolusi
Bila kita ingin tahu seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang

Kita tetap butuh ruang sendiri sendiri
Untuk tetap menghargai oh rasanya sepi

Rabu, 14 Desember 2016

Sahabat

Terima kasih telah memberi cinta dan cerita.
Terima kasih telah berbagi keluh kesah.
Karenamu, aku sadar bahwa Tuhan masih memberiku kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain.
Darimu, aku pun belajar.
Saling mengingatkan, saling menguatkan.
Terima kasih telah memberiku pelukan hangat.
Setidaknya kau telah menyadarkanku bahwa aku tak sendiri.
Karena ada kamu, iyaaa kamuuu...

We share, we can...

:)

Selasa, 13 Desember 2016

Cerita tentang Hidup

Hidup itu belajar. Belajar itu hidup.

Tuhan adalah Sang Maha Pembuat skenario terbaik. Cerita tentang hidup, baik suka maupun duka, sudah Dia buat sedemikian rupa dengan sangat apik. Jadi, tak perlulah kita memaksakan jalan ceritanya menjadi sesuai keinginan kita karena pasti itu hanya akan membuat kita kecewa jadinya.

Tuhan selalu mempunyai rencana terbaik tentang segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan kita. Jika yang terjadi saat ini adalah memang demikian, maka itulah yang terbaik menurut Tuhan. Setidaknya kita telah mencoba, ridho dengan ketetapan-Nya, dengan jalan cerita yang sudah Dia buat. 

Iya sudahlah. Pelan-pelan saja. Meskipun harus dengan merangkak pun karena saking beratnya melangkah, no matter. Tuhan selalu menyertai. InsyaAllah.

Belajar untuk selalu berpikir positif dan mengambil hikmah. Kau pun demikian? Bersabarlah. Tenanglah. Fokus pada apa yang menjadi prioritasmu saat ini.

Akan selalu ada sahabat terbaik, yang senantiasa mendukung setiap usaha baikmu, menjaga harapan baikmu. Sahabat terbaik yang senantiasa hadir dalam setiap suka dan dukamu. Yakin, Tuhan memberi kita masalah, agar kita menjadikannya pelajaran, menjadikan kita lebih dewasa dan bijaksana. Dia pun tak lupa menyertakannya dengan solusi di waktu yang sama pula, hanya saja kita tak menyadarinya. Waktu, adalah obat terbaik untuk mengenang, melupakan, mengobati setiap luka, gundah, dan duka.

We share, we can..

Kesedihan hari ini | bisa saja jadi bahagia esok hari | Walau kadang kenyataan | tak selalu seperti apa yang diinginkan | Kan kuikhlaskan segalanya | Keyakinan ini membuatku bertahan | Hidup yang kujalani, masalah yang kuhadapi | Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya | Ku kan terus berjuang, ku kan terus bermimpi | Tuk hidup yang lebih baik, tuk hidup yang lebih indah

Semangat, sahabatku.. Tuhan selalu bersama kita di setiap langkah, di setiap waktu. Mungkin saja tanpa sadar kita telah menjauh dari-Nya, tapi Tuhan sekejap pun takkan pernah meninggalkan kita. Yuk, kembali ke Jalan-Nya. Saling mengingatkan, saling menguatkan. Semoga Tuhan senantiasa memberi Rahmat untukmu dan aku. Aaamiiin.

:)

Kamis, 08 Desember 2016

Tentang Seorang Kawan

Tuhan selalu memiliki alasan terbaik mengapa Dia mempersatukan kita dalam sebuah ukhuwah.

Bagaimanapun, sejauh apapun jarak, selama apapun waktu yang membatasi kita, secanggung apapun hubungan kita nantinya, jangan pernah berubah. Saling membagi kabar, saling menguatkan, saling membagi kisah dan inspirasi.

Dalam hidup, cerita tentang pertemuan dan perpisahan adalah warna. Tuhan telah mempertemukan kita. Dia pula yang memisahkan. Jadikan setiap kebersamaan kita sebagai satu rangkaian cerita, kenangan, masa lalu, yang menjadi pelajaran berharga untuk menata masa depan yang lebih baik.

Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.
Terima kasih telah menjadi salah satu inspirasi dan motivasi.
Terima kasih telah memberiku senyuman hangat, semangat, harapan, menjadi setitik cahaya yang mencerahkan.
Terima kasih telah menerimaku dengan sederhana.
Aku mencintaimu karena Allah.
Semua tentang kita sungguh berkesan.

Senyum, sapa, salam hangat, dari seorang kawan.

:)

Minggu, 27 November 2016

Pilihanku

Berjuta rasa-rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Dengan beribu cara-cara kau selalu membuatku bahagia
Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan
Yang benar-benar kuinginkan hanyalah kau untuk selalu di sini ada untukku

Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagiku membuka mata

Ijinkan aku memilikimu, mengasihimu, menjagamu, menyayangimu
Memberi cinta, memberi semua yang engkau inginkan
Selama aku mampu aku akan berusaha mewujudkan
Semua impian dan harapan tuk menjadi kenyataan

Senin, 14 November 2016

Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta

Jika dua orang benar-benar saling menyukai, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar. Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.

Disadur dari buku #AboutLove karya Tere Liye


Jumat, 11 November 2016

Cerita Cinta

Setiap orang hendak bercerita tentang cinta.
Kita adalah cinta.
Cerita tentang pernikahan mungkin memberikan sedikit gambaran bahwa ia memang tak mudah untuk dijalankan.
Cerita kita saat ini mungkin masih jauh dari masalah apapun dibandingkan dengan mereka.
Aku merasa beruntung memiliki kesempatan mengalami prosesnya.
Namun, apakah esok cerita kita akan kembali sama?
Apakah esok pertemuan kita akan sama hangatnya?
Bagaimanapun, aku bersyukur pada Tuhan atasmu.
Aku bersyukur karena Tuhan mengijinkanmu menjadi bagian dalam ceritaku.
Terima kasih karena kau telah hadir.
Terima kasih telah mencintaiku dengan sederhana.

H.M.

Jumat, 04 November 2016

Kita: 37th

Terima kasih telah memberiku kehidupan yang lebih baik.
Terima kasih telah mengarahkanku pada sebuah perjalanan hidup yang mengajarkanku tentang arti hidup itu sendiri.
Terima kasih telah mengenalkanku pada bahagia, duka, dan kecewa.
Terima kasih telah menunjukkan bagaimana hitam dan putihnya hidup.
Terima kasih telah menjadi bagian dari sebuah cerita indah, sebuah pelajaran berharga, tentang cinta dan rahasia.

Ini tentang kita.

Kalian telah mendidikku dengan perjuangan luar biasa. Bagaimana pun perjalanan kita selama ini, kalian adalah yang terbaik. Formasi kita kini memang tak lagi sama, tapi semoga dengan formasi baru ini akan membuat kita semakin solid, saling menguatkan, dan saling mengingatkan dalam kebaikan, menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah hingga surga. Aaamiiin.

Selamat hari ulang tahun pernikahan.

Aku mencintai kalian karena Allah, dulu, kini, esok, selamanya.

:)

Senin, 31 Oktober 2016

Filosofi Kopi: Hidup itu Belajar, Belajar itu Hidup

Jangan pernah berhenti belajar. Jangan pernah berhenti berbagi ilmu, berbagi cerita dan pengalaman. Hidup itu belajar. Belajar itu hidup. Kita tak pernah tau dari mana kita akan menemukan pencerahan.

Apa yang biasanya orang lakukan ketika sedang kesal atau berada pada situasi yang tidak menyenangkan? Kebanyakan mereka cenderung untuk fokus pada rasa ketidakmenyenangkannya daripada menikmatinya. Pernah coba, menikmati rasa tidak menyenangkan itu seperti sedang menikmati secangkir kopi tapi kita lupa menambahkan gula atau krim? Pasti rasanya pahit. Yup! Tapi akan berbeda cerita jika kita paham tentang filosofi dari kopi itu sendiri. Para ahli kopi memang tidak cukup butuh hitungan hari, minggu, bulan, atau bahkan bisa bertahun-tahun untuk bisa memahami soal kopi dan menikmati orisinalitasnya, meskipun mungkin akan tidak nyaman menurut lidah kita.

Hikmahnya, rasa tidak menyenangkan atas suatu hal atau tentang getirnya perjalanan hidup pasti dialami oleh setiap orang. Hanya saja, sebagian besar kita cenderung untuk terfokus pada rasa ketidakmenyenangkannya tersebut. Dengan mengikhlaskan, berbesar hati, berpikir positif, dan mencoba menikmati setiap proses perjalanannya, pasti langkah kita akan menjadi lebih ringan ketika menghadapinya. Bukankah telah dijelaskan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. (QS. 94:5) Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8:46)

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, pertolongan Allah itu dekat." (QS. 2:214)

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. 29:2-3)
 
Wallohu'alam bisshowab.

#Hamasah

Sabtu, 29 Oktober 2016

Seperempat Abad

Kehidupan baru, cerita baru, teman baru.
Banyak perubahan yang terjadi di sepanjang tahun ini.
Ada yang pergi, ada yang kembali, ada pula yang hadir mengisi kekosongan hati.

Tuhan telah mengatur kehidupan ini dengan sangat baik. 
Dia mengambil satu, lalu Dia gantikan dengan yang lainnya. 
Dia uji aku dengan getirnya perjalanan hidup, lalu Dia biarkan aku menemukan pencerahan dan menjadikannya pelajaran.
Tuhan Maha Rahman, Tuhan Maha Rahim.
Tuhan masih ijinkan aku untuk hidup, memberiku kesempatan untuk menjadi baik.

Harapanku, aku ingin mewujudkan cita abah, yaitu hijrah.
Harapanku, aku ingin menjadi anak serba bisa, menjadi apa saja untuk amah.
Harapanku, aku ingin melihat orang-orang yang kusayang bahagia karena aku.
Aku mencintai kalian karena Allah.

Terima kasih karena selalu hadir dalam setiap kesendirianku.
Terima kasih atas setiap doa dan harapan baik, semoga Tuhan juga kabulkan atas kalian.
Barokalloh..

Hari ini adalah lembaran baru bagiku | ku di sini karena kau yang memilihku | tak pernah kuragu akan cintamu | inilah diriku dengan melodi untukmu | Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini | bukan karena kuat dan hebatku | Semua karena cinta | Tak mampu diriku dapat berdiri tegar | Terima kasih cinta...|

#hijrah #25th

Sabtu, 22 Oktober 2016

Lelah?


Coba ingat kembali.

Untuk sampai di tempat ini, berapa tangan yang sudah mendorongmu?
Berapa tangan yang sudah menarikmu?

Untuk sampai di tempat ini, berapa banyak hal yang sudah kau korbankan?
Berapa banyak hal yang sudah mereka korbankan untukmu?

Untuk sampai di tempat ini, seberapa banyak doa yang kau panjatkan?
Seberapa banyak doamu yang disemogakan oleh mereka?

Jadi, mau menyerah begitu saja?
Pertimbangkan lagi.

Akan banyak hati yang akan kau sakiti.
Akan ada janji yang pada akhirnya teringkari.
Akan ada harapan yang kau patahkan.
Dan...
Akan ada bahagia yang berubah duka.

Bertahanlah.
Sebentar lagi.
Hanya sebentar lagi.
Jangan berhenti.

Terinspirasi dari ig: asyamsa911

#keepfighting

Kamis, 20 Oktober 2016

Hijrah

Hijrah adalah memperbaiki diri. Menata kembali hidup kepada jalan yang seharusnya. Bukankah dalam setiap doa selalu meminta agar Tuhan senantiasa menunjukkan kepada jalan yang lurus, menginginkan keberkahan dalam hidup, keridhoaan dalam setiap urusan? Jadi, ketika kita telah merasa bahwa ada yang salah dengan jalan hidup kita, hati menjadi resah, merasa hilang arah, mungkin itu berarti Tuhan sedang mengingatkan bahwa itulah saatnya kita harus kembali kepada-Nya. Memang tidak akan mudah, selalu ada tantangan yang menyertainya, termasuk diri sendiri. Namun, jika kita yakin dan telah memantapkan hati untuk mengembalikan semua urusan kepada Sang Pemilik dan Pengatur Kehidupan, lalu alasan apa lagi yang hendak membuat kita ragu dan berbalik arah dari-Nya? Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kau dustakan? Hidup adalah belajar. Belajar adalah hidup.  Sungguh Tuhan tidak pernah abai terhadap hal sekecil apapun tentang kita. Fluktuasi iman? Pasti. Tuhan takkan pernah membiarkan hamba-Nya tanpa diuji sampai terbukti bahwa kita benar-benar beriman dan bertaqwa pada-Nya. Istiqamah? Semoga Yang Maha Membolak-balikkan hati senantiasa menjaga kita untuk tetap berada di jalan-Nya yang lurus dan memberi petunjuk dalam setiap urusan.

Aaamiiin.

:)

Rabu, 14 September 2016

Tentang Aku

Aku tidak butuh kriteria yang aneh.

Aku hanya punya banyak mimpi dunia akhirat yang belum dicapai.
Memang aku tidak sedewasa penampilanku.
Terkadang aku bisa menangani orang lain.
Tak jarang hal sepele menurut orang lain, tapi aku malah bingung sendiri.

Aku mungkin punya banyak tuntutan.
Aku menuntutmu untuk menarikku saat aku butuh semangat.
Aku menuntutmu untuk mendorongku ketika aku lelah dengan kegiatanku.
Dan masalah itulah yang jarang orang lihat jika tidak kukatakan.

Jadi, bersediakah kamu membuang sebagian waktumu untuk semua hal itu? 
Hey, kamu.. Iyaa, kamu.. :)


Diambil dari catatan salah seorang sahabat terbaik saya- n13k -dengan sedikit perubahan

Senin, 05 September 2016

Dia (2)

Bagiku, dia adalah seorang figur yang sangat bijaksana. Aku belajar tentang kejujuran dan keikhlasan darinya. Mengalah tak berarti kalah. Menang tak berarti harus yang paling tinggi nada suara dan penekanannya.

Dalam pandanganku, dia adalah sosok yang lembut, tapi juga tegas. Dia terkesan tak peduli, tapi sebenarnya sangat perhatian. Dia adalah pendengar yang baik. Dia rela berjam-jam mendengar celotehku hingga dia tertidur. Di akhir hayatnya pun aku masih sempat bercuap padanya. Dia tak mengeluh. Dia senang mendengarku bercerita, berteriak, dan meluapkan ekspresi. Dia senang melihat aku tersenyum.

Ada dan tiadanya, masih saja dia adalah laki-laki terbaik di hidupku. Meskipun aku tak tahu asal usulnya aku, dia tetaplah cinta pertamaku. Dia adalah papaku.

Selamat ulang tahun ke-76, Papa. Aku mencintaimu karena Allah. Aku bangga memiliki ayah sepertimu. Semoga aku bisa memenuhi harapan dan cita muliamu. Semoga Allah perkenankan kita berkumpul lagi di Taman Surga-Nya kelak. Aaamiiin.

:)

Untuk ayah tercinta | aku ingin bernyanyi | walau air mata di pipiku | Ayah dengarkanlah | aku ingin berjumpa | walau hanya dalam mimpi

(5 September 1940-4 April 2016)

Selasa, 30 Agustus 2016

Terikat Masa Lalu?

Terbayang dan teringat semua hal yang terjadi pada masa lalu kadang membuatku sedih dan haru, tak kunjung habis berada dalam penyesalan. Namun, sekarang aku mengerti bahwa hidup ini memang harus terjadi, tetap harus berlangsung. Kesedihan masa lalu kuanggap sebagai sejarah yang menguatkanku. Ini tidak mudah, perlu perjuangan. Aku tidak bermaksud menghilangkannya dari jiwaku. Aku hanya ingin mengingatnya sebagai suatu pengalaman, nuansa yang membuat aku merasa berharga. Semakin sulit masa laluku, semakin aku menyadari bahwa aku sebenarnya kuat, karena bisa bertahan hingga saat ini. Terima kasih, Tuhan.

Kupejamkan mataku, kulihat diriku tersenyum, begitu damainya. Diri kecilku penuh harap. Dia ada di dalam diriku, menerima apa yang dia ingin terima. "Hai diri kecilku, tetaplah tenang. Damailah engkau di dalam batinku. Aku sudah menang. Aku sudah menang! Masa depan pasti indah! Aku akan selalu menjagamu, melindungimu. Terima kasih, engkau telah bertahan demi aku. Sekarang aku sudah tenang, menerima kenyataan, dan ikhlas demi kebahagiaan dan masa depanku." 

Ya Tuhan, terima kasih.

"Hai masa lalu, seringkali aku merasa tak dapat melepaskanmu. Entah kenapa, begitu tak rela. Aku seperti membohongi diriku sendiri, pura-pura bahagia, seolah-olah masa laluku baik-baik saja. Dada ini tak pernah lega. Ada yang menyangkut. Ada yang tak beres. Aku tak mau menipu diriku. Aku memang tidak bahagia dan aku ingin tahu bagaimana rasanya. Apa yang kuanggap bahagia selama ini ternyata hanya rasa senang. Untuk apa sih aku hidup?" 

Pertanyaan yang tak pernah terjawab. Untuk apa juga harus ada pertanyaan ini. Aku semakin tidak mengerti melihat orang lain hidupnya kok enak. Apa benar itu rasa bahagia yang sesungguhnya? Atau mereka juga sebenarnya mengalami hal yang sama dengan apa yang kurasakan? Bila bisa memilih, aku ingin berada di keluarga yang baik, punya orang tua yang sempurna.

Melihat orang lain yang lebih beruntung daripada aku, aku merasa seperti anak tiri kehidupan. Mengapa aku harus ada? Aku ingin merasa dibutuhkan. Lebih dari itu aku ingin sekali bisa merasa berguna. Siapakah yang butuh aku? Benar-benar butuh aku? Apakah benar-benar ada orang seperti itu, orang yang menggantungkan dirinya kepadaku? Mungkin hal ini yang bisa membuatku seolah-olah tegar menghadapi hidup ini. Capek juga kalau hidup untuk diri sendiri terus. Tapi, tujuan hidup ini sebenarnya untuk apa sih? Kok kehampaan ini tiada usai? Apa yang harus benar-benar kulakukan agar hanya ada kedamaian di hati? Tuhan, tolong jawab. Aku tahu Engkau menciptakan aku dengan sebuah tujuan, tapi apa?

Jeritan ini tidak akan pernah usai. Bisakah seseorang hadir dalam hidupku untuk menjawab pertanyaan ini? Aku berharap dia akan mengatakan bahwa aku ini penting baginya. Tapi ini sungguh konyol, aneh sekali, apa ini benar-benar kebahagiaanku? Bahkan saat sedang membaca buku ini, aku benar-benar merasa tidak tahu apa yang benar-benar kuinginkan.

Inilah diriku yang sesungguhnya. Lebih baik begini daripada pura-pura bahagia.

Aku ingin benar-benar bisa merasa bahagia. Bagaimana sih rasanya?

Tapi, apakah bahagia itu memang benar-benar perlu? Atau aku juga sudah tertipu pengaruh banyak orang bahwa hidup itu harus bahagia?

Bolehkah aku hidup tanpa bahagia, agar aku lebih bisa menerima diri dan tidak lagi mempertanyakan ketidakbahagiaanku ini sebagai suatu masalah?

Mungkin inilah jawabannya:

Aku ingin belajar tetap tenang dalam ketidakbahagiaanku. Bila memang kebahagian itu benar-benar ada dan aku tidak layak mendapatkannya, baiklah kalau begitu. Aku berusaha menikmati ketidaklayakanku ini.

Tapi jujur, aku akan lebih nyaman bila ternyata benar dugaanku bahwa kebahagiaan memang tidak harus ada.

Ini sangat menenangkan jiwaku. Tidak terlalu menuntut diri untuk bahagia karena memang tidak perlu.

Apakah aku sekarang sudah tenang?

Atau pura-pura tenang?

Apa lagi ini?

Tenang?

Kenapa mulutku mengucapkan tenang?

Apa bedanya tenang dan bahagia?

Tambah sulit saja. Tapi kok kayaknya kata tenang lebih nyaman aku dengar. Apakah aku sedang membutuhkan kata tenang sekarang, lebih daripada suatu kebahagiaan yang kudambakan dan tak pernah datang?

Apakah aku ingin tenang?

Seperti apa rasanya tenang?

Apakah seperti berhenti berharap untuk bahagia?

Seperti yang kurasakan sekarang, tidak terlalu berharap untuk bahagia lagi. Aku merasa tenang, tanpa pertanyaan lagi. Ternyata selama ini aku terganggu oleh sebuah pertanyaan hampa yang terus-menerus terngiang.

"Mengapa aku tidak bahagia?"

"Bagaimana agar aku bisa bahagia?"

Sekarang aku mengerti dan memutuskan untuk tidak bahagia saja. Mungkin bahagia tidak terlalu penting lagi bagiku sehingga aku bisa tenang, tidak terikat oleh kebahagiaan yang tadinya kukejar-kejar.

Jawaban ini sungguh aneh. Kutemukan jawaban yang sangat aneh. Dengan tidak mengejar kebahagiaan, justru jiwaku menjadi lebih tenang, tidak lagi berteriak untuk menuntut kebahagiaan. Aku memutuskan tidak terlalu memusingkan diri tentang ketidakbahagiaan. Toh aku tetap hidup sampai sekarang.

Aku lebih tenang sekarang. Tenang tanpa pertanyaan. Mungkin ketenangan adalah satu-satunya perasaan yang benar-benar ingin kurasakan.

Dan aku merasakan damai sekali, tentram sekali, sangat tenang.

Terima kasih, Tuhan.. dan kehampaan ini pun berlalu, berganti dengan jiwa yang damai.

Tak mau lagi bertanya. Cukup jalani saja semuanya.

Calm ending. Selamat tenang yaa..

Semoga percakapan 'aneh' ini dapat memberi Anda kekuatan batin dalam menghadapi hidup ini.

:)


Disadur dari buku Pemulihan Jiwa 7 karya Dedy Susanto

Minggu, 07 Agustus 2016

Filosofi dan Logika

Menempuh jalan yang panjang dan penuh dengan likunya
Egoku egomu mengajar kita tuk berhenti sejenak

Fatamorgana jalan kehidupan
Selami arti makna yang tersimpan di relung jiwa

Aku, kamu, dan logika kita, mungkin memang berbeda
Aku, kamu, dan cerita kita, ditemukan dalam kasih sayang semesta
Kurnia kita

Katakan padaku filosofi apa yang akan kau selami
Amarah dan dendam tak bisa lagi untuk kita warisi

Sabtu, 11 Juni 2016

Sajak Kehidupan #5

Ketika kau lelah berjalan, berhentilah sejenak, berpikir, dan cobalah untuk memulainya kembali.

Terkadang untuk mencapai satu titik tertentu, akan ada satu-dua hal, yang mungkin tak peduli kau suka atau tidak, namun kau harus melaluinya juga, entah cepat atau lambat. Lebih banyak diam takkan ada artinya. Terlalu berpikir keras pun tak berguna. Hanya lakukan saja sebaik mungkin yang kau bisa. Just do it. Action.

Mungkin memang tak semudah diucapkan, butuh waktu untuk membentuk keberanian. Namun setidaknya ada secercah semangat yang menunjukkan bahwa kau hendak mencapainya. Titik penyelesaian. Ayolah, titik itu sudah dekat. Sebentar lagi kau sampai. Teruslah bergerak. Perjuangkan.

Seandainya kau tahu bahwa kau sungguh berharga | kau bisa jadi apa saja asal kau berupaya | Seandainya kau tahu apa doa ayah dan bunda | tak mungkin sampai engkau tega mematahkan isinya | Teruslah bergerak hingga rasa lelah | sendiri terlelap mengikutimu | Sebab nanti suatu hari kau akan tersenyum setiap pagi | menikmati jerih diri dan segala yang telah kau lalui | Sebab nanti suatu hari kau punya cerita tuk dibagi | tentang mimpi yang tak pasti namun kau membuatnya terjadi | Belum saatnya berhenti | Ayo terus dekati semua mimpi | Seandainya kau tahu apa di balik gunung sana | terhampar padang bunga-bunga | kau akan bahagia | Seandainya kau tahu bahwa anak-anakmu kelak inginkan sebuah cerita pahlawan di hidupnya | Teruslah bergerak hingga rasa lelah | Sendiri terlelap mengikutimu.. (Mutia Prawitasari, Juli-Di Balik Gunung)

Minggu, 15 Mei 2016

Pernikahan #3

Rasa itu hanya kita yang tahu.
Tidak perlu membandingkan satu dengan lainnya.
Cukup kita.

Setiap kita pasti pernah miliki masa lalu.
Tapi kita tidak akan menyelesaikan hidup ini untuk masa lalu, melainkan masa depan.
Dan masa depan itu adalah kita.
Aku dan kamu. Iyaa, kamuuu.

Insya Allah.

Bismillah, jika menurut Tuhan kita adalah terbaik, maka semoga Dia memudahkan langkah kita menuju jalan kebaikan-Nya. Aaamiiin.

:)

Jumat, 29 April 2016

Kawan, Kau adalah Inspirasi!

Kita memulai perjalanan ini bersama.

Dulu kita sering mengeluhkan tentang betapa beratnya ini, tentang getirnya hidup, tentang sulitnya mencapai titik yang kita harapkan, berbagi cerita tentang kita dan mereka.

Dulu kita pernah sepakat untuk menyelesaikan ini bersama, hingga pada satu masa kutemukan titik jenuh yang membuat kita terpisah beberapa jarak.
Sementara kau terus melangkah maju dengan sisa harap yang kau punya.

Kini kau telah mencapai titik itu.
Kau telah berhasil menaklukan semua tantangan itu.
Kini kau telah menikmati hasil jerih payahmu selama ini.
Dan kini kau miliki babak baru dalam hidupmu.
Selamat atas pencapaianmu.
Kau adalah pemenang.

Dan aku, biarkanku menjadikanmu sebagai inspirasi.
Bagiku kau adalah motivasi.
Aku tahu kita akan menyelesaikannya, cepat atau lambat, jika kita pantang menyerah.
Kau telah menunjukkannya padaku.
Kau telah buktikan kata-kata itu.
Kini adalah masaku,
berjalan selangkah demi selangkah untuk menyusulmu,
mengikuti jalan kemenanganmu.

:')

Minggu, 17 April 2016

Sajak Kehidupan #4

Ada yang datang, ada juga yang pergi.
Setiap dari mereka menjadi motivasi untukku melangkah maju. 
Perjalanan mendaki terlampaui satu dua kaki, lalu terjerambab beberapa kaki di bawahnya. 
Kini satu per satu mereka telah pergi dan aku masih saja diam di titik yang sama (lagi). 
Mereka adalah penyemangat. 
Mereka adalah motivasi. 
Akan tetapi esok mungkin mereka sudah tak ada lagi. 
Lalu, dimana aku bisa menemukan pengganti?


Jumat, 04 Maret 2016

Pernikahan #2

Menikah itu tidak sekedar laki-laki dan perempuan dipertemukan, dipasangkan, lalu dinikahkan (keduanya). Tidak sesederhana itu. Menikah itu harus ada ilmunya. Seorang perempuan harus paham bagaimana mengurus suami dan rumahnya. Seorang lelaki harus paham bagaimana menjadi imam dan memimpin rumahnya. Akan tetapi, bukan berarti menjadikannya alasan tidak segera menikah loh.

Menikah itu sunnah Rasul. Menyegerakan itu lebih baik, namun tidak berarti tergesa-gesa. Jika telah mampu, maka menikahlah. Jika belum mampu, berpuasalah.

Semoga Allah segera mempertemukanmu dengan jodoh terbaik pilihan-Nya. Selama menunggu, selamat mengkaji ilmu sebanyak-banyaknya. Semoga Allah senantiasa memberi rahmat. Bersabarlah.

:)

Minggu, 07 Februari 2016

Teman

Terima kasih sudah menjadi teman.
Terima kasih sudah memberi cinta dan kasih sayang.
Terima kasih sudah mengajarkan tentang ketulusan dan kesabaran.
Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita dan kenangan.
Terima kasih sudah mau mendengar curahan perasaan.
Terima kasih sudah mau menerimaku dengan sederhana.

Karena mungkin orang lain akan menganggap cerita ini tak wajar, namun kau berbeda, melihat kekurangan sebagai kelebihan.

Terima kasih sudah menjadi teman.