Minggu, 29 Januari 2017

Menanti dalam Taat

Taat itu berarti patuh. Patuh terhadap apa? Terhadap aturan Allah. Taat dalam hal apa? Taat dalam hal niat, yaitu niatnya benar. Taat dalam proses, yaitu caranya benar. 

Dalam memilih pasangan atau menanti jodoh atau hendak menikah, coba dipertimbangkan lagi soal:
-Niat atau motivasi menikah itu apa?
-Kriteria jodoh idaman yang seperti apa? 

Sebaik-baik kriteria adalah yang baik agamanya. 

Menentukan kriteria jodoh bukan karena ambisi. 

Ketika menentukan niat menikah, hati-hati terhadap lintasan pikiran. 

Perbaiki hubungan dengan Allah, jalin hubungan yang baik dengan Allah, baru ikhtiar. Ikhtiar itu tidak pernah berbanding lurus dengan hasil. Tanpa melibatkan Allah, ikhtiar 100% hanya bisa memberikan hasil 20% saja maksimal. 

Perbanyak istighfar. 

Perbaiki hubungan/menjaga hubungan baik dengan orang tua, buat mereka merasakan bahwa kita mencintai mereka, maka Allah akan bukakan rahmat-Nya untuk kita, sehingga semua yang kita mau bisa saja Allah berikan, termasuk soal jodoh. 

:)


Kamis, 26 Januari 2017

Catatan Hati Umma yang Jatuh Cinta

"Mbak, pernah jatuh cinta?"
"Saya pikir cinta itu berat. Daripada cinta, saya pernah..suka"
...
"Sudah ada rasa sama aku?"
...

Sebenarnya apa itu cinta?
Telah demikian tak terhingga maknanya.
Memaknainya pun demikian tak ada habisnya. 

Pertemuan perkenalan sebelum menikah, jawaban saya pernahnya suka karena memang cinta itu hanya untuk suami/istri kita.
Karena cinta memerlukan pengorbanan yang utuh menyeluruh.
Kalau masih tersisa yang sudah-sudah (baca: masa lalu), yang jelas itu bukan rasa yang ALLAH swt ridhai. 

Cemburu..
Ada cemburu yang disukai ALLAH,
Ialah cemburunya ALLAH saat kita masih punya rasa pada ciptaanNya bukan dalam ikatan halal.
Ialah cemburunya ALLAH saat kita tidak menaati tuntunanNya. 

Lalu, kepada siapakah kita bersandar?
Siapakah Sebaik-baik Penolong?
Manusia yang bahkan mengolah hatinya perlu proses?
Atau, ALLAH swt yang berkuasa membolak-balikkan hati?
Memangnya itu kuasa penuh kita sehingga bisa mencintai pasangan sah kita?
Kalau bukan kita bersandar hanya kepada ALLAH, lantas bagaimanakah keadaan hati kita?
Dampaknya, bagaimanakah keadaan rumah tangga kita? 

Cinta itu hanya untuk suami/istri kita.
Bukankah tidak ada yang lebih indah dari pernikahan?
Yang cintanya barokah karena ALLAH swt yang meridhai?
Yang cintanya dalam lindungan Illahi?


Inspired by R.S., umma yang sedang jatuh cinta 

Sabtu, 21 Januari 2017

Masa Lalu

Inginku memeluk erat masa lalu.
Masa lalu yang membawaku hingga ke titik saat ini.
Masa lalu yang mengarahkanku pada jalan cerita yang membuatku mendewasa.
Masa lalu yang mengajarkanku bahwa warna hidup tak sekedar soal hitam dan putih.
Masa lalu yang menunjukkan bahwa selalu ada perjuangan yang hebat atas sebuah tujuan hebat. 

Ijinkanku memeluk erat setiap kenangan.
Kenangan yang menghantarkan, menginspirasi, menjadikanku berharga.  

Biarkanku memeluk erat masa lalu.
Biar kusadari bahwa ia tak seburuk itu.
Biar kuingat bahwa ia pun berharga. 

Biarkanku berdamai dengan masa laluku. 

Aku telah belajar untuk mengikhlaskan, karena aku percaya bahwa apapun yang telah, sedang, dan akan terjadi dalam hidup adalah ketetapan Tuhan yang menurut-Nya adalah yang terbaik. Dan aku percaya bahwa rencana Tuhan selalu lebih baik dari apa yang aku bayangkan. Karena Tuhan lebih tahu sedangkan aku tidak tahu. Termasuk soal kamu.