Ketika kau lelah berjalan, berhentilah sejenak, berpikir, dan cobalah untuk memulainya kembali
Senin, 22 Desember 2014
Dia
Rabu, 10 Desember 2014
Sepotong Bulan untuk Berdua
Sajak Kehidupan #2
Selasa, 09 Desember 2014
Sajak Kehidupan #1
Rabu, 03 Desember 2014
Benciku Bukan Karena
Aku membenci bukan karena aku tak suka
Aku membenci bukan karena aku benci
Aku membenci karena tak mampuku
Aku membenci karena dia tak peduli
Mungkin kehidupan di luar sana lebih kejam dari ini
Mungkin dunia bebas memihak siapa saja yang dikehendaki
Mungkin kejujuran tak lagi berguna, kemampuan tak lagi bernilai
Hanya masalah seberapa penting diri ini di matanya
Tapi aku di sini memandang kosong tak mau mengerti
Memperhatikan duniaku yang ternyata tak lebih baik
Tak perlu mendung untuk menjadikan hari kelabu
Cukup kau bermain dengan lisanmu, menyunggingkan senyum termanismu,
Maka sekejap dia perhatikanmu
Dan saat itu juga kau telah berhasil menjadikan hari kelabu melengkapiku
Aku membenci bukan karena aku tak suka
Aku membenci bukan karena aku benci
Aku membenci karena tak mampuku
Aku membenci karena dia tak peduli
Selasa, 02 Desember 2014
Bagaimana Jika Tetiba
“Bagaimana jika tetiba aku merindukannya?”
“Bagaimana jika tetiba aku berharap segera menemukannya?”
“Bagaimana jika tetiba dia datang, sedang aku tak bersiap?”
“Lalu, kapan waktu itu akan datang tepatnya?”
Dari sekian banyak ujian, ini adalah salah satu yang terberat dari yang terberat.
Dari sekian banyak masalah, ini adalah salah satu yang terumit dari yang terumit.
Terburu takkan menjadikan ini lebih baik, bahkan mungkin sebaliknya.
Tuhan telah sediakan. Tuhan sedang persiapkan.
Sabar menunggu akan lebih baik, sementara kita mempersiapkan diri.
Persiapan ini akan menjadi lebih matang jika kita tak berburu.
Selamat menunggu.
Sungguh janji Tuhan itu adalah benar.
"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula). Sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula)" (QS.24;26).
Minggu, 23 November 2014
Pernikahan
Pernikahan adalah suatu awal membina hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan lebih serius, menjalani bahtera rumah tangga, membangun keluarga, memiliki keturunan, dan menyelesaikan akhir kehidupan berdua.
Namun, apakah pernikahan sesederhana itu?
Tidak demikian.
Pernikahan itu harus punya visi. Seorang laki-laki dan seorang perempuan yang hendak menikah sebaiknya memiliki visi yang satu. Kita, sebagai seorang muslim, tentunya harus memiliki visi yaitu menegakkan agama Allah, menjadi hamba Allah yang semakin taat, yang senantiasa menjalankan syariat, dan lebih dekat dengan Allah tentu saja. Jika salah satu atau keduanya tidak punya dasar yang sama untuk mewujudkan visi tersebut, lantas bagaimana keluarga itu dapat hidup? Kemana bahtera itu dapat melaju? Amat disayangkan jika pernikahan hanya didasarkan pada emosi, hasrat, kebahagiaan dunia, sekedar melaksanakan kewajiban sebagai suami atau sebagai istri, menafkahi lahir dan batin, tanpa memikirkan kebahagiaan akhirat, atau apakah pernikahan sekedar status bahwa kita telah menikah?
Tidak demikian.
Pernikahan adalah salah satu ibadah yang menyempurnakan iman kita, menghindarkan diri dari zina, melaksanakan sunnah Rasul, dan tentu saja dengan ijin Allah. Allah yang menetapkan hati kita. Allah yang memilihkan pasangan terbaik untuk kita. Tidak ada yang sia-sia dari takdir Allah, yaitu agar setiap pasangan dapat saling mengisi, melengkapi kekurangan, dan menyempurnakan kelebihan satu sama lain, dan semata-mata untuk menuju pada-Nya. Bukankah manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada-Nya? Begitupun setelah menikah, beribadah dilakukan bersama kekasih pilihan Allah. Subhanallah, sungguh indah jika dalam sebuah keluarga dihiasi oleh cahaya-Nya.
Sungguh, menikah bukanlah perkara mudah. Ada tanggung jawab yang teramat besar ketika membinanya. Tentang kemanakah bahteranya akan dibawa. Tentang bagaimana pondasinya. Tentang bentuk keluarga seperti apa yang hendak dibina.
Wallahua’lam bisshowab.
Semoga para akhwat yang belum bertemu kekasihnya, Allah memampukannya dalam memenuhi tanggung jawab, menyiapkannya menjadi sosok istri dan ibu terbaik untuk suami dan anaknya kelak, menyegerakan untuknya jodoh terbaik, yang mencintainya dan mencintai keluarganya karena Allah.
Semoga para ikhwan yang belum bertemu kekasihnya, Allah memampukannya dalam memenuhi tanggung jawab, menyiapkannya menjadi sosok suami dan ayah terbaik untuk istri dan anaknya kelak, menyegerakan jodoh terbaik, yang mencintainya dan mencintai keluarganya karena Allah.
Amin.
Minggu, 28 September 2014
Surat untuk Seorang Kawan
Hai, kawanku yang di ujung sana. Bagaimana kabarmu? Semoga kau beserta keluarga selalu dalam Lindungan Tuhan. Mungkin terbersit sebuah tanya darimu, apalah kiranya yang membuatku menulis surat ini. Entahlah, tetiba saja aku teringat akanmu. Mungkin ada sedikit rasa rindu karena telah lama tak bersua. Maka kuputuskan menulis surat ini untuk sekedar menyapa sekaligus mengenang semua tentang kita.
Lagu ini mengiringi permulaan tulisanku, mengenang setiap perjalanan kita sejak kali pertama hingga akhirnya memilih jalan masing-masing.
Menatap lembayung di langit Bali | dan kusadari betapa berharga kenanganmu | di kala jiwaku tak terbatas | bebas berandai memulang waktu | Hingga masih bisa kuraih dirimu | sosok yang mengisi kehampaan kalbuku | bilakah diriku berucap maaf | masa yang telah kuingkari dan meninggalkanmu | oh, cinta... | Teman yang terhanyut arus waktu | mekar mendewasa| masih kusimpan suara tawa kita | kembalilah sahabat lawasku | semarakkan keheningan kalbu | Hingga masih bisa kurangkul kalian | sosok yang mengaliri cawan hidupku | bilakah kita menangis bersama | tegar melawan tempaan| semangatmu itu | oh, jingga...
Kuingat masa ketika kutau kau pernah miliki mimpi yang sama. Saat itu kita memulainya dari titik awal yang sama. Titik nol. Namun semuanya berubah. Di persimpangan kita berpisah karena suatu pertimbangan. Kau memutuskan untuk beralih dan berjalan sendiri. Perjalanan kita lewati berbeda dengan rentang masa yang tak sama. Setelah sekian lama berpetualang, kau kembali dengan membawa harapan baru. Kini kau dapat berdiri tegak dan siap meraup hasil kerja kerasmu selama ini. Sementara aku masih di jalan yang sama dari titik nol yang semula kau pun di sana. Aku masih perlu menunggu, menikmati waktu dalam perjalanan panjang, entah sampai kapan. Hanya saja aku tahui bahwa tujuanku tak sekedar memenuhi kata mapan, melainkan memenuhi hasrat, sebuah kesuksesan yang bakal kudapatkan dengan membuat banyak orang tersenyum karenaku. Aku percaya bahwa setiap perjalanan tak lepas dari kemampuan masing-masing kita yang dianugerahi Tuhan pastinya. Bukan berarti tak mampu. Hanya saja, mimpi kita yang mungkin berbeda, atau mungkin definisi tentang kesuksesanlah yang membuatnya tak sama...
Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu selagi masih ada waktu | Jangan hiraukan diriku |Aku rela berpisah demi untuk dirimu | Semoga tercapai segala keinginanmu...
...
Setelah sekian lama, kusadari ada yang tak biasa. Kau tampak berbeda. Kita memang tak pernah bertemu setelah kejadian itu, tetapi media sosial tak pernah habis berbicara tentangmu. Maklum saja, kau adalah salah satu dari yang terpopuler. Atau mungkin memang waktu telah menjadikanmu berubah? Terkadang aku kesal mendengar apapun tentangmu, namun kadang ada rindu yang diam-diam mengumpat dari relung hati. Bagaimana denganmu? Aku tak terlalu percaya diri untuk mengatakan ini, tapi.. adakah sedikit rasa rindu itu yang tersemat dalam hatimu untukku?
Tak kumengerti mengapa begini | waktu dulu ku tak pernah merindu | tapi saat semuanya berubah | kau jauh dariku pergi tinggalkanku | Mungkin memang kucinta | mungkin memang kusesali | tak hiraukan rasamu dulu | Aku hanya ingkari kata hatiku saja | tapi mengapa cinta datang terlambat...
Hah, sudahlah. Kuakhiri saja tulisan ini karena takkan habis jika kutuliskan semua tentang kita. Hanya saja, aku khawatir ini akan menjadi rayuan gombal yang mungkin bisa membuatmu penat.:)
Sampai jumpa, kawan lawasku. Sampai bertemu pada momen terindah yang telah Tuhan rancangkan untuk kita.
Akhir kata, tetaplah menjadi sosok yang bersahaja seperti dulu kau kukenal. Bagaimanapun denganmu saat ini, bagiku, kau adalah dirimu yang dulu, sekarang, dan nanti...
Salam.
Dari seseorang yang terlewatkan.
...
Dia memang orang biasa.
Tapi pekerjaannya sungguh mulia.
Baru kusadar betapa indah senyum yang dia punya.
Tatapannya tajam tepat mengena lubuk jiwa.
Untuk terakhir kalinya, dalam masa sulit, wajahnya cerah mampu mengobati luka.
Pun untuk terakhir kalinya, dia berikan senyuman itu dan tatapannya memancarkan auranya yang bersahaja.
Dan aku mengaguminya.
Biar kukenang sejenak masa itu karena mungkin esok tak lagi sama.
Biar kuulangi reka pertemuan dengannya hingga hari ini.
Biarkan ku tetiba tersenyum sendiri saat tak ada apapun terjadi.
Abaikan saja, karena bisa jadi aku sedang mencoba menyimpan wajahnya dalam-dalam.
Tak ada yang salah.
Tak ada yang tak benar.
Di mataku semua tergambar indah.
Dan aku mengaguminya.
#Komunitas_Bisa_Menulis
#Event_GDW6_Romantis
#Tema_Surat_Cinta_Romantis
Jumat, 26 September 2014
Unidentified...
Dalam malam kulantunkan doa untuknya, menulis sesuatu tentangnya, atau sekedar menuliskan ratusan namanya di buku harian, sebagai kenangan, bahwa aku pernah miliki rasa untuknya.
Kumulai hari dengan menyambutnya dari kejauhan, memastikan dia hadir bersama indahnya pagi hingga menjelang jingga senja. Hari demi hari berlalu. Saatnya mengucap salam perpisahan. Dia dengan citanya. Aku dengan citaku. Namun, jika Tuhan ijinkan, adakah kesempatanku untuk kembali melihatnya? Benar saja. Tuhan masih biarkanku menemani hari-harinya meski dari kejauhan. Kami saling mengenal, tapi tak saling bicara. Mungkin boleh dikatakan inilah perjalanan cintaku. Tapi apa yang menjadikannya istimewa jika tak pernah ada cerita antara kami? Mungkin kau akan bertanya hubungan apa ini. Aku pun tak tahu.
Kuingat ketika dia mainkan musik kesayangannya. Debut yang sukses menarik perhatian semua orang, pun aku. Karenanya kumainkan musik yang sama. Setiap nada menyimpan kenangan tentangnya. Lama kumerasa, hingga sadari bahwa tak sekedar mengaguminya. Pergi menjauh adalah pilihan. Dan setelah sekian lama, dia kembali dengan kisahnya.
Kadang terselip ungkapan rindu akan kenangan itu. Kuanggap sebagai bagian dari perjalanan panjang. Mungkin kau menganggap ini tak wajar, namun rasa yang kupunya untuknya belum pudar. Masih sama. Hanya keadaan yang membuat beda. Kupalingkan wajah, tak lagi mampu melihatnya. Tak lagi mencari celah untuk menemani hari-harinya meski dari kejauhan. Pun tak lagi menjadi topik dalam buku harian. Hanya, biarkan rasa ini saja yang tak berubah.
#KomunitasBisaMenulis
#Subtema_CintaTerpendam_atau_KasihTakSampai
#Event_Romantis
Kamis, 25 September 2014
Biar Bersinar
Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan.
Setiap orang punya visi dan misi yang beda.
Meskipun terlihat sama, pasti masing-masing ada celanya.
Ketika musim berganti, maka saat itu kau harus bersiap dengan perubahan.
Ketika musim berganti, maka setiap sisi kehidupan pun akan berubah.
Entah dia menjadi menguntungkanmu, atau malah merugikanmu. Akan menyelamatkanmu, atau malah menjerumuskanmu.
Ketika musim berganti, maka jangan heran jika perlakuan dunia terhadapmu tak lagi sama.
Entah dia akan membantumu, atau malah memanfaatkanmu untuk kepentingannya sendiri. Akan menguatkanmu, atau malah meninggalkanmu seakan tak mau tahu.
Begitulah salah satu sisi dari kehidupan. Selalu akan ada yang naik dan ada yang turun. Ada yang maju dan ada yang mundur.
Seandainya setiap orang punya rasa yang sama di atas beda, mungkin takkan pernah ada orang yang merasa direndahkan atau diremehkan.
Seandainya setiap orang punya rasa yang sama di atas kepentingan, mungkin takkan pernah ada orang yang merasa dikecewakan.
Seandainya setiap orang punya hati yang sama, mungkin mereka akan berjalan beriringan, saling bergandengan, mengulurkan tangan.
Dan seandainya...
Mungkin jika engkau mau melupakan perbedaan| mencoba tuk menerima semua yang telah digariskan| jangan berhenti di persimpangan jalan| banyak yang dapat kau lakukan, kawan.
Mungkin jika kita mau sejenak tuk dengarkan| apa yang telah selama ini mereka percoba teriakkan| jangan ragu untuk sekedar ulurkan tangan| semoga dapat ringankan sedikit beban.
Dan biarkan tetap bersinar di hatimu| cahayanya walaupun redup|senantiasa menghangatkan| menjaga agar tetap terang di hatimu| menuntun kemana arah yang akan kau tuju (the rain-biar bersinar).
Meskipun tak lagi sama, dunia yang takkan lagi dirasa sama, biarkan tetap menjadi berbeda.
Dunia yang dulu, kini menjadi asing, biarkan saja.
Dunia yang dulu dirindukan, kini nyaris terlupakan, biarkan saja.
Toh, dunia ini memang akan selalu berubah seiring berlalunya waktu, bergantinya musim. Maka, biarkan saja ia berlalu.
Dan bagimu yang mungkin menjadi salah satu yang direndahkan, diremehkan, dikecewakan, atau bahkan terlupakan, biarkan saja. Ini hanyalah masalah waktu. Tak selamanya duniaberpaling darimu. Akan ada saat dunia akan berpihak padamu. Bersabarlah. Itu saja.
Dan bagimu yang mungkin menjadi salah satu yang berkuasa, punya segalanya, berkemampuan, merasa paling kuat dan hebat, terpandang, atau bahkan punya banyak tangan kanan, biarkan saja. Tapi berbesar hatilah, perhatikan sekitarmu bahwa engkau takkan begini tanpa adanya mereka yang berada di bawah levelmu. Perhatikan sekitarmu bahwa bisa jadi ada di antara mereka yang menangis karenamu. Rendahkanlah hatimu karena takkan selamanya dunia berpihak padamu. Akan ada saatnya kau merasakan posisi sebaliknya. Saling menguatkan dan mendukung satu sama lain adalah lebih baik bagimu. Berbagilah sebanyak yang kau mampu dan kau akan mengerti bahwa hidup tak selamanya sendiri.
Senin, 01 September 2014
Doa
Sabtu, 30 Agustus 2014
Aku
Sabtu, 02 Agustus 2014
Hidup itu Pilihan, Pilihan itu Perjuangan
Semoga Tuhan memudahkan setiap langkah kita menuju puncak perjuangan itu.
Always cheers and keep smiling... :)
Kamis, 01 Mei 2014
Sebuah Keyakinan
Jumat, 25 April 2014
Universitas Kehidupan
Seseorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata.
Periode Introspeksi Diri
Berpikir positif dan cobalah menyelesaikannya meskipun perlu berjalan perlahan.
Memang takkan semudah rangkaian kata yang kutuliskan, tapi beginilah salah satu upaya seorang manusia membangkitkan lagi semangat yang sempat fluktuasi dan nyaris pudar.
Selasa, 22 April 2014
Periode Galau
Senin, 21 April 2014
Rumit Fluktuasi
Aku ingin seperti mereka, menikmati setiap langkah, setiap proses hidup, dengan banyak cerita.
Mereka mengekspresikan seluruh hidupnya sehingga terlihat mengagumkan.
Aku ingin hal yang sama tapi tak mampu kulakukan.
Terkadang keterbatasan menjadikan kita istimewa, namun tak jarang pula membatasi kita melakukan hal yang ingin dilakukan.
Apakah hidup hanya sebatas ini?
Aku ingin seperti dalam cerita drama yang selalu berakhir indah setelah problema hidup mengujinya. Tapi nyatanya kehidupan nyata memang tak sesederhana itu.
Kehidupan itu rumit. Tak mudah dimengerti. Ada saja kejutan-Nya yang mungkin akan membuat kita semakin tangguh atau malah terpuruk semakin jauh.
Apakah aku harus bertahan? Atau, bagaimana aku bisa bertahan?
Apakah aku perlu bersabar? Atau, bagaimana aku bisa bersabar?
Tak tahu apa yang kulakukan.
Tak tahu apa yang ingin kulakukan.
Tak tahu apa yang harus kulakukan.
Tak tahu bagaimana aku memulai.
Tak tahu bagaimana aku menyelesaikan.
Segala sesuatunya terasa mengambang. Tak tepat di dasar dan tak pula di permukaan.
Bergerak tak berubah, tak bergerak pun tak beda.
Aku masih saja tak pahami alur cerita ini.
Fluktuasi.