Sabtu, 29 Desember 2012

Terima Kasih, Tuhan!

Ya ALLAH, aku tau semua orang menyayangiku, mendoakan yang terbaik untuk hidupku. Ya ALLAH, aku tau dan yakin hanya Engkau yang Maha Segalanya, Maha Sempurna, Maha Bijaksana. Aku tau dan yakin hanya Engkau yang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Ya ALLAH, terima kasih untuk segala kebaikan-Mu hari ini, terima kasih untuk anugerah-Mu hari ini, terima kasih untuk nikmat-Mu hari ini. Ya ALLAH, terima kasih untuk ilmu yang luar biasa, bimbingan yang luar biasa, arahan yang luar biasa. Ya ALLAH, terima kasih telah memberiku ibu yang luar biasa, ayah yang luar biasa, saudara dan kerabat yang luar biasa. Ya ALLAH, aku tau setiap kata, setiap kecupan, setiap sentuhan, setiap pelukan, setiap tetes air mata, setiap hati, adalah doa. Doa agar senantiasa kuat, tegar, sabar, menghadapi tempaan. Ya ALLAH, terima kasih telah memberiku cinta, kasih, sayang, simpati, empati, ketulusan, kesetiaan, kekuatan, sentuhan iman, pelukan, dan senyuman hangat. Ya ALLAH, terima kasih atas segalanya yang takkan pernah menjadi sia-sia... Amin. :)

Jumat, 21 Desember 2012

Share: Hiburlah Jiwamu

oleh: Ust. Akhmad Arqom

"Perjalananmu jauh, engkau selalu membutuhkan kenyamanan sepanjang waktu, oleh karenanya hibur dan segarkan selalu jiwamu."

Engkau mungkin merasa sepi sendiri, karena jauh dari orang-orang yang mencintai dan menyayangimu...

Janganlah kau biarkan kesepian itu semakin menyedihkanmu... Segeralah basahi dirimu dengan air wudhu... lalu tenggelamkan dirimu dalam ruku' dan sujud panjang pada TUHANmu, sebab hanya DIA yang bisa menemani, menenangkan, dan kembali menyegarkan jiwamu tanpa pernah terputus dengan waktu...

Engkau mungkin merasa lelaaaaaah sekali karena hari-harimu terasa begitu panjang kau jalani demi mewujudkan mimpi besar hidupmu... sementara tenaga dalam dirimu serasa tidak lagi memadai membantumu melangkah berjuang...

Jangan biarkan kelemahanmu itu semakin terus menggerus tenaga hidupmu... segeralah lipat gandakan kekuatanmu kembali bersama lantunan tenang dan khusyu' nama-nama dan ayat-ayat TUHANmu yang kau ucapkan dari lisan, pikiran, perasaan, dan hatimu dengan memelas tulus meminta kembali kesegaran dan kekokohan dari TUHAN mu...

Engkau mungkin tiba-tiba merasa takut dan ingin rasanya waktu bisa kau hentikan putarannya... sebab sepertinya bekal menghadap TUHANmu tidak cukup banyak kau kumpulkan dari waktu ke waktu

Itu sesungguhnya perasaan semua saudara-saudaramu, karena semakin insyaf oleh berlalunya waktu yang tidak banyak diisi dengan bekal untuk bertemu dan betanggung jawab di hadapan SANG PEMILIK HIDUP kelak di akhir waktu...

Masih ada waktu untukmu... Segeralah berketetapan hati dan teguhkan dirimu untuk memperbaiki jalan hidupmu agar bisa lurus kembali seperti kehendak TUHANmu... Semoga kelak, saat ruh terlepas dari jasadmu, engkau bisa menutup hidup dengan kalimat tauhidmu.

Kalau engkau memasuki masjid, rumah ruku' sujudmu, jangan engkau tergesa-gesa menyudahi ibadahmu.

Jadilah engkau orang terakhir yang keluar dari masjidmu itu, karena engkau berlama-lama memuas-muaskan dirimu menghibur jiwamu dengan nikmat dan lezatnya ibadahmu pada TUHANmu.

Selasa, 04 Desember 2012

Introspeksi diri: Biarkan berbeda

Ini kisahku dengan seorang sahabatku. Cerita sederhana, tapi terkadang menjadi masalah rumit. Ini tentang prinsip dan gaya hidup.

Suatu prinsip memang tak pernah sama antara satu manusia dengan manusia lainnya. Aku menganggap suatu hal tak boleh, tapi dia membolehkannya dan menganggap hal itu wajar saja. Aku tak biasa dengan gaya hidupnya dan menghindari berdebat dengannya hingga aku tak kembali membahasnya. Tapi ternyata justru mengalihkannya membuat dia memperbaiki semuanya dan beralih aku yang bersalah. Aku ingin maafnya, tapi tak sempat kukatakan. Lidahku kelu. Kupikir tak menjadi persoalan besar, tapi ternyata membesar. Sebenarnya tidak, tapi saat ini rasanya iya. Aku ingin maafnya.

Sobat, maafkan aku… aku sadari hatiku keras, tak seperti hatimu yang selembut kapas. Aku sadari pemikiranku terbatas, tak sepertimu yang berpikiran luas ke depan. Aku sadari perbedaan gaya hidup menjadi celah, tapi tak harus menjadi selisih antara kita, bukan? Sobat, maafkan aku… Kucoba mengertimu mulai saat ini, meski tak bisa mengikuti caramu menatapi persoalan apapun. Kau, tak perlu mencoba mengerti aku karena caraku terlalu rumit untuk kau mengerti. Biarkan kita berbeda.

Serumit apapun masalah kita, biarkan kita menjadi penengah. Menjadi pihak yang mengalah, tak berarti dia kalah. Ini memang bukan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ini tentang bagaimana seseorang dapat berbesar hati menerima kenyataan yang tak sesuai dengan inginnya, berpikir positif, bersabar, ikhlas, dan tetap menghadapi semuanya dengan senyuman. Kekecewaan memang tak dapat dihindari oleh setiap orang. Yang berbeda adalah bagaimana mereka dapat menanggapinya, mengatasi persoalannya, dan mampu mengevaluasi diri, Aku memang tak sesempurna tulisan ini, tapi kucoba mengintrospeksi diri dan berbagi pengalaman ini agar setiap orang dapat mengambil ibroh (pelajaran) di dalamnya.

Minggu, 25 November 2012

Motivasi dan Doa

"Tuhan tak pernah tidur, Tuhan tak pernah menghilang. Tuhan selalu ada bahkan tak sedikit pun berjarak dengan hamba-Nya. Tuhan tak pernah pergi, walau langkah kaki kita terlalu sering meninggalkannya. Ia tak pernah lupa menolong kita sekali pun khilaf memenuhi sikap dan tingkah laku kita. Ia ada bagi hamba-hamba-Nya yang percaya. Ia dekat dalam tiap sujud dan doa-doa.” (Andi Arsyil Rahman Putra) 

“Sebuah ucapan adalah jembatan menuju impian. Mimpi adalah 50 persen ketika diucapkan, berubah menjadi 70 persen ketika dituliskan, dan bertambah penuh menjadi 100 persen ketika diiringi dengan doa dan kesungguhan.” (Rosmaya Hadi) 

“Aku sendiri tak tahu harus bagaimana mendefinisikan sebuah kesuksesan. Karena bagiku harta bukan ukuran sebab menempati posisi sebagai yang memberi (tangan di atas) dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain adalah definisi kesuksesan yang jauh lebih penting.” (Rosmaya Hadi)

“Jika kita merasa tidak memiliki hal yang berharga lagi dalam kehidupan ini, ketahuilah kita selalu memiliki karunia berharga pemberian Tuhan.” (Andi Arsyil Rahman Putra)

“Sang penggenggam harapan memiliki mimpi yang mereka perjuangkan…
Sang penggenggam harapan akan hidup dengn impiannya bukan hidup dalam impian.
Sang penggenggam harapan meyakini akan sebuah takdir yang baik dan buruk…
Dan setiap manusia memiliki hasrat dan mimpi, tetapi keinginan dan kehendaknya mengikuti keinginan dan kehendak Tuhannya.
Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini…
Hanya satu tabir yang mampu mengubahnya dengan harapan, yang dibalut dengan cinta yang diiringi dengan doa dan usaha.” (Andi Arsyil Rahman Putra)

Bismillahirrohmanirrohim…
Ya Tuhanku, aku sang pendoa yang merintih di antara lafal doa yang terlalu banyak terpatah kata. Aku pendoa yang mendoa tertatih pada agung asma-Mu yang indah, meretas dalam sukma, hingga kelu lidah terpana cinta yang begitu nyata. Basuh aku dengan ampunan-Mu yang Maha Agung dan Sempurna, hingga luruh segala khilaf dan salah…
Ya Tuhanku, aku pendoa yang merangkai impian bertemu dengan-Mu dalam dekapan paling hangat, hingga kutahu ke mana harus menjual nyawa, maka tamatkanlah riwayatku dalam keagungan nyata karena membela sebuah asa meninggikan kalimat-kalimat-Mu, tercatat dalam kitab-Mu sebagai hamba taat yang mengais ridho-Mu…
Tuhanku, aku pendoa yang duduk membisu di balik fajar singgasana-Mu, yang mengharap permohonanku Kau ijabah pada satu titik temu, maka kabulkanlah ya Tuhan, tegaskan asaku dalam istighfar, dan beri aku segenggam kekuatan dalam tasbih yang kulantunkan…
Aamiin ya Robbala’lamin… 

Wahai pengabul pinta, aku hamba kecil-Mu yang berjalan tak tentu arah jika tanpa petunjuk-Mu, aku hanya berkhayal tanpa aturan dan bermimpi tanpa bimbingan…
Wahai pengijabah harap, aku hamba kecil-Mu yang mendayung perahu sampan di atas lautan gelombang, yang tanpa pertolongan-Mu sudah terhanyut dan terseret ombak ke samudra paling dalam…
Perkenankanlah aku meminta, di antara fajar pagi yang penuh harap dan cinta.
Perkenankanlah aku mengiba, di antara rinai hujan yang Kau turunkan sebagai karunia di atas cahaya, dan ijinkan aku memilikinya, walau sedikit saja, untuk kusimpan, dan kujadikan pegangan…
Wahai pewujud impian, dalam renungku, aku berharap Kau dengar pintaku, meraba bahagia agar tak jauh dariku, memohon belas agar apa pun cobaan yang Kau ujikan dapat kulalui tanpa letih kepayahan…
Tuhanku, seketika aku mengetuk harap, bersimpuh di pintu-Mu, terus menengadah, tanpa sekali pun mampu berpaling dari cinta-Mu…
Aamiin ya mujiibudda’waat wa qaadiyah haajat...

Wahai yang Maha Penyayang,
Terima kasih untuk semua saying yang Engkau ciptakan di antara hidup yang keras dan terjal.
Terima kasih karena telah memberikan semua ini dalam hidup kami.
Terima kasih untuk keluarga yang hangat, untuk sahabat-sahabat yang hebat, untuk teman-teman yang baik, untuk semua kasih saying yang tak pernah berhenti Engkau nyatakan meski berulang kali kusakiti dan kukhianati...

Wahai yang Maha Kuasa,
Hadirkanlah senantiasa kebesaran-Mu pada langitku, hingga kumiliki langit hati yang jauh lebih hidup dari yang pernah kulihat dalam lukisan-lukisanku, yang penuh dengan kecintaan dan rasa syukur pada-Mu, yang penuh dengan pemujaan dan pengharapan hanya pada-Mu, maka apalah yang dapat kulakukan selain meminta-Mu menjadikannya milikku, untuk hidup dan matiku, untuk dunia dan akhiratku...

Wahai yang Maha Tahu,
Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami Rahmat dari sisi-Mu. Sesuangguhnya Engkau Maha Pemberi karunia. Ampunilah segala dosa kami yangs erring mendzalimi diri kami sendiri...

Wahai yang Maha Pengampun,
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasia kami yang tersembunyi dan amal perbuatan kami, Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu maka terimalah ratapan kami, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah, dengan Nur (Cahaya-Mu), kami ini mendapat petunjuk, dengan pemberian-Mu kami merasa cukup, ilmu bermanfaat, rejeki yang berkah, dan dalam naungan-Mu, nikmat-Mu, anugerah-Mu, dan kebajikan-Mu jualah kami berada di waktu pagi dan petang...

Wahai yang Maha Pengasih,
Engkau tahu bahwa kehadiran kami di dunia ini merupakan asbab dari mereka. Sayangilah kedua orang tua kami, jika sekuat tenaga kami tak mampu membalas segala kebaikan mereka, maka tolonglah kami karena Engkaulah sebaik-baiknya pembalas segala kebaikan. Sayangilah kedua orang tua kami, sayangilah saudara-saudara kami, merekalah yang telah banyak berkorban demi kehidupan kami.
Untuk kedua orang tua/saudara kami yang tengah memulai perjalanan menuju tempat kekal, tempatkanlah mereka di sisi-Mu yang terindah, ampunilah dosa-dosa mereka, dan jauhkanlah mereka dari siksa api neraka-Mu. Untuk kedua orang tua/saudara kami yang masih ada, berkahilah kehidupan mereka, ringankanlah beban hidup mereka, jauhkanlah mereka dari marabahaya, dan balaslah cinta mereka kepada kami dengan cinta-Mu yang begitu indah.
Wahai Sang Pemilik kehidupan, langit, bumi, dan segala isinya, jika Engkau kehendaki maka tidak ada satu pun kekuatan yang mampu melawan-Mu.
Wahai yang Membolak-balikkan hati,
Karuniakanlah kebaikan bagi kami dalam beragam, yang merupakan kunci kehormatan bagi kami. Karuniakan kebaikan kepada kami di dunia, yang merupakan tempat kami menjalani hidup. Karuniakanlah kebaikan akhirat bagi kami, yang merupakan tempat kami kembali. Jadikan kehidupan kami senantiasa lebih baik, jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan, jadikan umur terbaik kami di penghujung, jadikan amal terbaik kami di penutupnya, dan jadikanlah hari terbaik kami saat bertemu dengan-Mu.

Wahai yang Maha Agung,
Hati kami ingin selalu dekat kepada-Mu. Walau lelah dan tertatih, adakah yang lebih sejati dan lebih bisa kupercaya selain cinta-Mu. Saat harapan tertinggi hanya tertuju pada-Mu, pertemukanlah karunia-Mu dengan hidup kami, dengan hidup dan mati kami. Persatukanlah secepat kasih sayang yang selalu bisa Kau sampaikan agat tak berjeda, lagi tak berjarak apa-apa, biar harapan kami kali ini membantu kami melukis asma-Mu di setiap langit hingga langit ke tujuh, maka kokohkanlah yang telah ada hingga berakar di dasar kalbu tanpa pernah tercabut waktu, sampai ajal menjemput kami, maka eratkanlah simpulnya ya Rahman, maka sempurnakanlah dengan nama-Mu, agar tak pernah terpaling, dan menjauh agar tak pernah hilang dan berlalu. Bila ini kehendak-Mu, maka abadikanlah ya Allah, abadikan hingga ke surga-Mu. Maka dengan sepenuh hati ini, hati yang Kau beri pada kami, hambakan hati kami dengan penghambaan kepada-Mu, agar tak pernah sekalipun kami berjalan melupakan-Mu. Jika kelak kami akan kembali pada-Mu, jadikanlah kami jiwa-jiwa yang merindukan kematian kami sendiri karena merindukan pertemuan dengan-Mu. Panggil kami dalam keadaan berpegang teguh pada agama-Mu, memegang takwa ajaran-ajaran-Mu. Panggil kami dengan hanya nama-Mu dalam sisa napas kami yang terakhir. Panggil kami dengan hanya asma-Mu yang tersisa di akhir kata yang kami lafadzkan. Panggil kami, panggil kami, dalam keadaan sebaik-baiknya, dalam keadaan setakwa-takwanya, dalam iman yang sekokoh-kokohnya, dalan cinta kepada-Mu yang sebesar-besarnya.

Wahai satu-satunya pengabul harapan dan doa-doa kami, jika sudi, iringilah setiap penggal napas yang tersisa, agar mampu kujadikan harapan-harapan yang indah nan suci, menjelma menjadi harapan yang mampu menopang gundah gulana, yang mampu meluluhlantahkan paradigna paksa dari kehidupan semu yang hanya bisa terpatri dalam sebuah keyakinan dan keteguhan hati.

Tuhanku, jadikan aku manusia yang pandai tersenyum dalam kepedihan, yang pandai bersabar dalam kesulitan dan pandai untuk tegar dalam setiap penderitaan. Engkaulah yang Maha Mengetahui rencana hidup yang indah. Berikanlah dalam hati kami senantiasa cahaya paling sejati dalam keagungan dan kebesaran-Mu, hingga tak pernah lelah hati dan piker kami mendekat pada-Mu, karena Engkaulah satu-satunya tempat kami menaruh harap, karena Engkaulah satu-satunya tempat doa kami akan dijawab.

Maha Benar Engkau dengan segala keagungan-Mu, Maha Suci Engkau dengan segala kuasa-Mu, bukakanlah pintu langit-Mu agar permohonan ini sampai pada singgasana-Mu, Wahai Tuhan kami. kami mohon dengan sangat… kami mohon dengan sangat…
Aamiin ya mujiibassaailiin…

*Dikutip dari buku "HOPE: Dream, Desire, Destiny" oleh Andi Arsyil Rahman Putra

 

Siapkan esokmu hari ini

Entah akan seperti apa esok. Pikirkanlah sekarang. Kehidupan dunia memang takkan pernah mudah. Selalu ada batu terjal yang akan menghalang. Semua ingin kau bahagia. Memang dengan cara yang berbeda. Mungkin memang tak seperti yang kau mau. Tapi cobalah mengerti ingin mereka. Bukankah hidup akan terasa indah jika kita bisa memberi bahagia pada orang lain. Tak peduli sesulit apa kau melangkah, apa yang kau dapatkan esok pasti takkan membuatmu menyesali apapun yang telah kau lakukan sekarang. Diam memang takkan menyelesaikan masalah. Namun, jadikanlah diam sebagai kesempatanmu memikirkan apa yang perlu kau lakukan. Bukan hanya untuk mereka, tapi juga untukmu kelak. Yakinlah pada dirimu bahwa kau bisa melakukannya. Tak perlu khawatir banyak hal tak bisa kau lakukan, karena memang setiap orang diciptakan tidak hanya dengan kelebihan, melainkan juga dengan kekurangan. Tak harus bisa menyelesaikan semuanya. Kau hanya perlu mengusahakannya. Itu saja...

Ya ALLAH, kuatkan mereka yang selalu mendoakanku. Tegarkan mereka yang selalu kusakiti. Besarkan hati mereka yang selalu kukecewakan. Lindungi mereka yang selalu menyayangiku. Bahagiakan mereka yang selalu ada untukku. Jangan buat mereka bersedih karenaku. Jangan biarkan mereka menangis karenaku..

Jumat, 23 November 2012

Hati Cinta

Mungkin mata tak dapat melihatnya
Tangan tak dapat menjamahnya
Lisan tak mampu bertutur padanya
Langkah tak sanggup mendekatinya
Tapi hati selalu mampu menghadirkannya
Hati selalu dapat merabanya
Hati selalu mampu merasanya
Karena hati adalah cinta…

"Dengan menyebut Nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya ALLAH, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, pilihkanlah bagiku mana yang baik bagiku menurut Ilmu-Mu, dan memohon kepada-Mu kekuatan dengan Kodrat-Mu, dan aku memohon dengan Karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang ghaib.Ya ALLAH, jika memang telah Engkau ketahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusan agamaku dan penghidupanku, serta akibat urusanku, maka takdirkanlah ia untukku dan mudahkanlah ia bagiku, serta berkatilah bagiku di dalamnya. Tetapi jika Engkau ketahui perkara ini buruk bagiku dalam urusan agamaku dan penghidupanku, serta akibat urusanku, maka hindarkanlah ia bagiku dan jauhkanlah pula aku daripadanya. Dan takdirkanlah kebaikan bagiku dimana saja adanya, lalu jadikan hatiku meridhoinya."

Jumat, 26 Oktober 2012

Share: Enam Cara Sederhana Kurangi Stres saat Bekerja

Oleh Nellie Akalp untuk GalTime.com

Bekerja dapat membuat Anda stres. Sederhana saja sebabnya. Telepon tidak berhenti berdering. Rekan kerja di seberang Anda tidak berhenti bicara. Ada banyak hal yang harus dilakukan, namun waktunya terbatas.

Para ahli menyarankan untuk mengawali dan mengakhiri hari Anda dengan merapikan tempat kerja. (Todd Warnock)Para ahli menyarankan untuk mengawali dan mengakhiri hari Anda dengan merapikan tempat kerja. (Todd Warnock)Meski stres dengan tingkat yang wajar bisa menjadi penyemangat yang baik, stres berat dapat memengaruhi produktivitas, belum lagi kesehatan emosional dan fisik Anda.

Anda tidak dapat mengatur segala hal di lingkungan kerja, namun ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan Anda.

1. Fokus pada satu tugas

Jika Anda merasa seperti ditarik ke berbagai arah, mungkin memang itulah yang terjadi. Ketika Anda merasa sangat gelisah, fokuslah untuk menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu. Tutup semua browser, situs internet dan semua aplikasi kecuali yang memang Anda perlukan.

Tutup email dan matikan nada dering telepon seluler. Berkonsentrasilah untuk menyelesaikan satu atau dua hal kemudian segarkan diri dan pulihkan energi Anda sambil membaca pesan yang mungkin terlewatkan.

2. Cari sinar matahari
Ketika bekerja di dalam ruangan kantor yang sama sepanjang hari, mudah untuk kehilangan sudut pandang dan email dari atasan atau berkas yang hilang dapat membuat seakan-akan saat itu adalah akhir dari dunia. Namun beberapa menit berada di luar ruangan dapat memberi Anda sudut pandang baru, membuat semua hal itu tidak seburuk kelihatannya.

Sinar matahari secara ilmiah telah terbukti dapat membuat Anda lebih bahagia. Tingkat serotonin (sejenis hormon yang memberi rasa nyaman) Anda dapat meningkat saat terkena cahaya yang terang, itu sebabnya mengapa suasana hati umumnya menjadi lebih baik saat musim panas. Saat bekerja, nikmati istirahat minum kopi atau makan siang di tempat yang terdapat sinar matahari. Atau, lakukanlah jalan-jalan singkat di luar ruangan jika rasa stres tiba-tiba muncul.

3. Bersihkan tempat kerja

Sulit untuk tidak merasa tertekan ketika meja Anda dipenuhi oleh berbagai kertas, berkas dan catatan-catatan bertumpuk serta yang sengaja ditempel untuk menarik perhatian Anda. Para ahli menyarankan untuk mengawali dan mengakhiri hari Anda dengan merapikan tempat kerja. Saya juga terkadang tidak melakukannya, namun saya mencoba untuk menjaga kebersihan.

4. ‘Go green’

Memelihara tanaman di kantor atau ruangan Anda dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan Anda, dan bahkan menurunkan tekanan darah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Washington State University menemukan bahwa para partisipan di dalam sebuah laboratorium komputer kampus yang memiliki tanaman dapat bereaksi lebih cepat, sedikit stres dan lebih bisa fokus dibandingkan dengan rekan mereka yang berada di ruangan yang tidak terdapat tanaman.

5. Nikmati teh hijau

Teh hijau (minuman yang dikonsumsi paling banyak kedua di dunia setelah air) memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk mengurangi stres. Sebuah penelitian besar di Jepang yang menghubungkan teh hijau dengan berkurangnya tingkat stres dipublikasikan di “American Journal of Clinical Nutrition”. Teh hijau mengandung asam amino L-tanin, yang membuat tenang dan menjaga daya konsentrasi Anda. Teh hijau mengandung kafein yang cukup dan lebih ramah terhadap tubuh dibandingkan kopi.

6. Berolahraga
Tidak peduli seberapa padatnya jadwal Anda, sisihkan waktu untuk berolahraga. Olahraga yang baik dapat membantu menghilangkan stres, menjaga rutinitas dan berpikir secara jernih. Aktivitas fisik membantu tubuh Anda menghasilkan lebih banyak endorfin (sejenis hormon yang memberi rasa bahagia), untuk menjaga suasana hati Anda tetap baik bahkan ketika hari-hari terasa sulit. Presiden Obama bahkan rutin melakukan latihan kebugaran, mengandalkan olahraga untuk memperkuat hidupnya.

Cara menyeimbangkan stres berbeda bagi setiap orang, kuncinya mengetahui apa yang cocok bagi Anda. Apa yang Anda lakukan untuk tetap tenang dan menjaga kewarasan di tempat kerja?

http://id.she.yahoo.com/6-cara-sederhana-kurangi-stres-saat-bekerja.html

Selasa, 16 Oktober 2012

Ikhlas, Berpikir Positif, dan Introspeksi Diri

Ada seorang teman bertanya tentang sebuah ketulusan, persahabatan, dan cinta.

Ketika melihat sahabat kita berbahagia, patutlah kita sebagai teman yang paling dekat dengannya turut merasakan bahagianya. Ketika sahabat bersedih, sepantasnya kita sebagai kerabatnya ikut menanggung perih. Tapi, ketika rasa empati yang seharusnya ada malah terjadi sebaliknya, bagaimana? Bagaimana kita menghapus rasa iri hati kepada orang lain ketika orang itu mendapat kesuksesan, padahal dalam hati tak ingin memiliki penyakit hati, tapi perasaan buruk itu selalu saja muncul? 
“Setiap anak Adam tidak luput dari kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR Tirmidzi).

Aku tak akan membicarakan tentang indahnya memaafkan saat ini, tapi aku sekedar mencoba sedikit mengkaji tentang hadist tersebut dari sudut pandangku terkait kasus seorang teman tadi. Kawan, tak ada satu manusia pun yang sempurna di dunia ini. Jadi jangan pernah mengharapkan bahwa aku, engkau, atau siapa pun akan bersikap dan berkata selalu benar. Setiap harinya, di setiap jam, menit, bahkan detik, bisa jadi kita melakukan kesalahan, baik disadari maupun tidak. Berikut juga tentang rasamu. Melihat orang lain, apalagi saudara kita, ketika mendapatkan keberhasilan di atas kegagalan kita, tak dipungkiri ada sedikit/banyak rasa iri. Rasa iri pastilah ada. Wajar sebagai manusia. Tapi, apakah rasa iri harus terus-menerus kita biarkan dalam hati? Tidak. Mungkin awalnya berat menerima, tapi sekali lagi, berpikir positiflah. Mungkin kegagalan ini memang karena usaha kita yang belum memadai. Aku takkan mengatakan kegagalan adalah awal kesuksesan. Setiap kegagalan yang kita dapatkan, biarkan menjadi pelajaran saja, dan berpikir untuk memperbaikinya di masa mendatang. Sebagai manusia, kita hanya boleh iri dalam dua hal, yaitu pertama iri dalam hal ilmu yang bermanfaat dan kedua iri dalam hal harta yang dikeluarkan di jalan ALLAH. Istighfar. Kata-kata lazim yang seharusnya kita kretek setiap waktu dalam hati. Seberapa banyak kali kita menyebutnya tak berarti. Biarkan tak berbatas. Astaghfirullahal’adzim… lebih aman mengucapkannya berkali-kali. Mungkin ini salah satu cara menenangkan diri. Memang tak semua orang bisa melakukannya, tapi tak ada salahnya mencoba mendekatkan diri pada ALLAH dengan cara berucap dzikir-dzikir sederhana seperti ini.

Ketika seorang kerabat dalam keadaan futur sehingga diri menjadi kesal karenanya, apa yang harus kita lakukan untuk menghapusnya? Seperti pertanyaan sebelumnya hanya berbeda kondisi. Kehidupan manusia itu seperti roda yang selalu berotasi. Ada saatnya manusia berada di atas, dan ada saatnya manusia berada di bawah. Ada saatnya keimanan seseorang berada di puncaknya, ada saatnya di mana keimanannya melemah. Entah karena suatu hal. Mungkin saat ini dia sedang memiliki masalah, atau bisa jadi terpengaruh oleh lingkungan sehingga membuat perilakunya berubah. Intinya, tidak ada salahnya mencoba berbasa-basi, menanyakan masalah yang sedang dihadapi saat ini, atau jika tidak, biarkan dia dengan sikapnya saat ini hingga akhirnya kembali seperti sebelumnya. Tak ada yang mampu mengartikan isi hati manusia. Kadang lisan mengatakan baik-baik saja, belum tentu hati dalam keadaan baik. Biarkan dia tenang dengan pikirannya. Jika hati sudah terlanjur kesal dengan sikap futurnya, alangkah lebih baik jika kita menghindari pertemuan untuk sementara waktu. Jangan sampai suasana hati yang tidak baik menjadikan sikap kita menjadi tidak baik dan akhirnya menimbulkan permusuhan.

Lalu, tentang hasil belajar yang kadang tak lebih memuaskan daripada mereka yang hanya berusaha sekedarnya? Salahkah perasaan kesal terhadap mereka? Kawan, bukankah belajar juga merupakan salah satu bentuk ibadah kita kepada ALLAH? Bukankah kita belajar juga untuk mendapatkan ridho-Nya? Atau, apakah belajar kita semata-mata hanya untuk mengejar nilai yang takkan ada habisnya menjadi persoalan? Atau, bisa jadi, tanpa kita tau, mereka lebih keras berjuang daripada kita? Secara pribadi, saat ini, sebagai seorang penuntut ilmu, mungkin nilai adalah tujuan utama. Tapi, entah bagaimana caranya, aku berusaha untuk berpikir positif. Sekali lagi berpikir positiflah. Mungkin tak sekarang, tapi aku yakini bahwa apa yang telah kita tanam pasti akan kita panen hasilnya. Mungkin tak sekarang, mungkin besok, lusa, minggu depan, tahun depan, atau mungkin di akhirat nanti, entah kapan. Seberapa besar perjuangan kita, biarkan ALLAH saja yang menilai. Mungkin ini terlalu naïf. Tapi apa yang bisa kita perbuat dengan kenyataan seperti itu. Kita tak mungkin hanya kesal, pesimis, dan terdorong untuk berbuat curang seperti mereka, kan? Yang bisa kita lakukan hanya mencoba melakukan yang terbaik. Just it.

Jangan pernah menyerah dengan apa yang sudah kita alami selama ini, Kawan…

Hidupmu indah bila kau tau jalan mana yang benar… Harapan ada jika kau percaya…

Allahu'alam bish showab...

Kamis, 27 September 2012

Puisi: Aku Percaya

Aku percaya pada mimpi
Aku percaya pada diriku sendiri
Bahwa aku pun bisa berdiri
Tanpa bantuan peri-peri

Mereka akan menyuruhku melakukan itu
Kecurangan yang di kemudian hari takkan membantu
Dan aku berani bilang aku tidak mau
Karena aku percaya pada diriku
Pada kemampuan, kekuatanku
Bahwa aku pun bisa sampai di puncak itu

Aku akan jatuh berkali-kali
Aku mungkin akan menangis lagi
Tapi lihat saja, aku akan membuat kalian semua iri
Karena aku akan berhasil, lihat saja nanti
Akan kubuktikan mimpi-mimpi ini
Akan terwujud di kemudian hari

Aku percaya pada mentari
Aku percaya pada Ilahi
Aku percaya pada diriku sendiri

*Dari seseorang yang menginspirasi,
  Fadhilah Fitri
  Kelas 8 SMPN 13 Madiun
*Sumber: Oase, Edisi Juli 2012

Kamis, 13 September 2012

Percaya Diri

Karena melihatlah, maka aku percaya diri. Karena mendengarlah, maka aku percaya diri. Karena apa yang kurasakanlah, maka aku percaya diri. Karena dukungan merekalah, maka aku percaya diri. Karena keyakinan merekalah, maka aku percaya diri. Jadi, ketika aku menemukan kepercayadirian itu, biarkanlah aku mengekspresikan apa yang ingin kulakukan. Biarkanlah aku dengan kepercayadirianku yang selalu aku nanti kehadirannya. Biarkanlah aku dengan kepercayadirianku, sampai ia kembali pergi...

Sabtu, 30 Juni 2012

Kehidupan di Masa Depan selalu menjadi Tanda Tanya Besar

Semakin jauh melangkah, keinginan untuk mundur semakin saja mendera. Memang teorinya semakin naik prestasi kita, maka semakin banyak tantangan yang harus ditangguhkan. Ada saja alasan yang dibuat agar kita mundur dari peraduan. Tapi di satu sisi ingin menyelesaikan misi setuntas-tuntasnya hingga tak ada satu pun yang bersisa.
Ketika berpikir tentang masa depan, aku pun meragukan untuk menentukan ke mana arah yang ingin kutuju. Ketika hendak memantapkan pilihan, aku pun tak mampu untuk menentukan hati. Ketika dituntut untuk melakukan yang terbaik, aku pun tak tau bagaimana harus memulai. Ketika dunia terasa semakin sulit, aku pun berpikir bisakah dunia ini sedikit dipermudah. Tak ada yang mudah. Semua akan tampak sulit. Tak ada yang tak mudah, hanya tergantung seberapa besar usaha kita. Hidup itu memang sebuah pilihan. Kita hanya diminta memilih mau hidup seperti apa kita. Hidup di zona nyaman atau sebaliknya. Dan satu hal yang kutau, pilihan itu hanya ada dua, tak lebih dan tak kurang, dan hanya satu pilihan yang harus diambil.
Ketika kau hendak menyerah, coba ingatlah seberapa besar perjuanganmu dan harapan orang-orang padamu untuk bisa berada di titik saat ini kau berdiri. Ketika tidak ada lagi harapan untuk melanjutkan perjalanan, coba ingatlah betapa indah impianmu dulu. Ketika langkah ini hendak kau hentikan, coba ingatlah seberapa keras kau telah menerjang badai hingga akhirnya sampai di sini. Ketika kau telah lelah dengan keadaan ini, adakah harapan untuk berhenti sejenak, berpikir, dan mencoba mengawalinya kembali? Ketika kau merasa tak ada yang mempedulikanmu, coba ingatlah betapa sering kau mempedulikan sesama karena bisa jadi kau sedang dalam titik keseimbangan. Ketika kau terdiam dan merasa sendiri, tak perlu mengingat masa-masa indah bersama mereka.  Cukup jadikan waktu ini untuk merenung dan berpikir positiflah.
Aku, kau, kita, mereka pun tau, tak ada yang sia-sia di dunia ini. ALLAH telah menciptakan segalanya dengan rahmat-Nya. Jadi, nikmat ALLAH yang manakah yang hendak kau dustakan?

Jumat, 06 April 2012

Share: Sembilan Energi Positif Mengatasi Kekecewaan di Jalan Dakwah

Akhwatmuslimah.com – Beberapa kisah di bawah ini bukanlah fiktif, namun benar-benar terjadi di dalam perjalanan da’wah yang mendaki lagi sukar, sebagai sebuah sunnatullah untuk memisahkan orang-orang munafiq dari barisan orang-orang yang beriman, sebagai seleksi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membedakan antara loyang dan emas. 

Janganlah berpecah belah, kita semua bersaudara.
Janganlah merasa lebih, sesama kita.
Mengapa kau patahkan pedangmu sehingga musuh mampu membobol bentengmu.

Seorang ustadz berkisah tentang dua orang akhwat yang sangat tangguh dan berkualitas di jalan da’wah. Mereka ada dalam ‘satu kandang’ da’wah. Namun sangat disayangkan, hal itu justru menimbulkan persaingan da’wah yang tidak sehat di antara mereka. Futur melanda, situasi “panas” dan akhirnya seorang dari mereka melepas jilbabnya dan yang lainnya, hengkang dari jalan da’wah. Kekecewaan sangat mendalam, hingga berguguranlah mereka dari jalan yang mulia ini.

“Ana tidak mau ikut-ikut (da’wah –red) lagi, habis adik-adiknya susah diatur!”, ucap seorang kader senior yang mendapat amanah sebagai mas’ul sebuah departemen lembaga da’wah. Ia memutuskan untuk tidak mau terlibat lagi dalam pergerakan da’wah. Ia mengaku kesal, kecewa, dan jera dengan sikap adik-adik kampus yang “bandel” alias tidak taat pada perintahnya dan sering protes kepadanya. Kini ia berjalan sendiri di tengah dunia hedon, keluar dari lingkaran da’wah. Ia merasa “menang” dengan tindakannya itu karena ia beranggapan bahwa dengan demikian, lembaga da’wah telah kehilangan satu kadernya.

Di sebuah pengajian rutin, dua orang ikhwan dalam kondisi perang dingin. Bila yang satu datang, yang lain pasti tak mau datang hingga muncul motto, “Tidak boleh ada dua singa dalam satu kandang.”

Sebab-Sebab Kekecewaan
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kekecewaan dapat muncul karena ada keinginan yang tidak terpenuhi, tak terpuaskan. Kecewa yang kita bicarakan adalah kecewa di jalan da’wah. Kekecewaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebab kekecewaan yang seringkali terjadi adalah:

Pertama, kekecewaan aktivis karena jengah melihat jurang yang dalam antara idealisme dan realitas, antara ilmu dan amal. Sebagai contoh, sang aktivis membaca shirah nabawiyah yang di dalamnya dikisahkan bagaimana indahnya ukhuwah sang nabi dan para sahabat, pun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa, 

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” Tapi realitanya, ukhuwah itu tidak ia dapatkan di lapangan, justru sebaliknya.

Kedua, kekecewaan akitivis yang lebih dilandasi hawa nafsu dan tipu daya syetan, karena tidak tercapainya ambisi pribadi. Contoh ambisi pribadi itu adalah, ingin menjadi pemimpin, ingin kata-katanya selalu didengar, ingin pendapatnya harus diterima, pun tidak mau menerima nasehat dari yang ia anggap “lebih rendah” dan merasa diri paling berjasa dengan motto, “Kalau bukan karena ane, ngga bakal jalan da’wah ini.”

Ketiga, kekecewaan aktivis karena tidak puas dengan kebijakan-kebijakan qiyadah (pemimpin), keputusan syuro, kondisi da’wah yang selalu dibebankan padanya dan manajemen lembaga da’wah.

Feed Back Positif dan Negatif
Tak ada manusia yang tak pernah kecewa karena sesungguhnya kecewa itu manusiawi. Hanya saja, feed back dari kekecewaan itu berbeda pada diri setiap orang. Ada orang-orang yang mampu mengatasi dan mengubah kekecewaan itu dengan energi positif yang konstruktif, namun ada juga orang-orang yang tidak mampu mengatasinya karena lebih didominasi energi negatif yang destruktif.

Kekecewaan tak lagi syar’i bila didasari hawa nafsu, dan bukan atas dasar kebenaran (al haq). Tak lagi rasional bila kemudian berubah menjadi kedengkian dan kebencian yang menghancurkan diri sendiri dan memporak-porandakan teman-teman di sekelilingnya, menjadi duri dalam daging. Maka motto yang sebaiknya ada dalam diri kita adalah, “Jangan terlalu banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.”

Energi Positif
Ada sembilan energi postif yang dapat menjadi bahan bakar di dalam jiwa untuk mengatasi kekecewaan yang melanda, yaitu:

1. Tentara terdepanmu adalah keikhlasan
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan……..” (QS. An Nisaa: 125)

Meminjam istilah dari sebuah artikel yang pernah penulis baca, Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan. Istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan da’wah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam menyampaikan Al Haq karena tujuan kita hanya satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila berda’wah lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kisah yang sangat menarik ketika Khalid bin Walid selaku panglima perang yang notabene sangat berjasa bagi kaum muslimin, tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab. Namun Umar melakukan itu karena melihat banyaknya kaum muslimin yang mengelu-elukan kepahlawanan dan cenderung mengkultuskan Khalid, sehingga Umar khawatir hal itu akan membuat Khalid menjadi ujub (bangga diri), yang dapat berakibat hilangnya pahala amal-amal Khalid di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan subhanallah…., Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika ditanya tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenang, “Aku berperang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena Umar. “

2. Harus Tahan Beramal Jama’i
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai……” (QS. Ali Imran: 103)

Beramal jama’i itu jalannya tak selalu datar, ada kalanya mendaki, karena dalam beramal jama’i, kita akan menemui berbagai macam sifat manusia, berbagai pemikiran, fitnah dari luar, pun dari dalam. Namun bagaimanapun buruknya kondisi jamaah, tetap saja amal jama’i itu lebih baik dan lebih utama daripada sendirian. Ali bin Abi Thalib berkata, “Keruhnya amal jama’i, lebih aku sukai daripada jernih sendirian.“

Kekuatan utama kita adalah persatuan kaum muslimin. Sesungguhnya kekalahan kita saat ini bukanlah karena kehebatan bersatunya kaum kuffar, tetapi karena tidak bersatunya kaum muslimin. “Kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.”

Orang-orang yang memisahkan diri dan lari dari barisan da’wah, sesungguhnya tidak akan membuat barisan da’wah itu melemah atau kehilangan kader, justru barisan itu akan semakin solid dan kokoh karena mengindikasikan yang tergabung di dalamnya, tinggallah orang-orang yang teruji memiliki jiwa-jiwa pemersatu. Inilah sebuah sunnatullah yang senantiasa berlaku untuk membedakan antara loyang dan emas. Jadi, kita harus tahan beramal jama’i !

3. Bermanfaat bagi orang lain
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Qudhy dari Jabir).

Bila kita melihat ukhuwah dalam barisan da’wah ternyata belum seindah seperti shirah yang kita baca, atau ternyata hijab di lembaga da’wah amat cair, maka adalah sangat wajar bila kita kecewa. Tetapi kekecewaan itu janganlah dipelihara, jangan justru membuat kita bersungut-sungut, menuntut lebih, berkeluh kesah, apatah lagi sampai memisahkan diri dari barisan. Mari ubah sudut pandang, dan kita tekankan bahwa segala kekurangan yang ada pada barisan da’wah adalah justru menjadi kewajiban kita untuk membenahinya. “Jangan banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.”

4. Penuhi hak sesama muslim
a. Saling menasehati. (QS. Al Ashr: 1-3)
Kekurangan dalam diri qiyadah, jundi, lembaga, manajemen, hendaknya disampaikan dalam bentuk nasehat. Untuk yang sifatnya pribadi – sebagai adab nasehat- adalah disampaikan tidak dalam forum, tetapi disampaikan pribadi, berdua saja, dalam rangka saling berpesan untuk nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran. Karena bila kita memberi nasehat dihadapan orang banyak, maka itu sama saja dengan membuka aibnya dan menjatuhkannya, apalagi bila sampai melakukan sidang layaknya menghakimi terdakwa. Sangatlah tipis perbedaan antara orang yang ingin menasehati karena landasan kasih sayang, dengan orang yang menasehati karena sekaligus ingin membuka aib saudaranya, sehingga membuat diri yang dinasehati seakan lebih rendah, dari yang menasehati.

b. Lemah lembut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang salah satu ciri jundullah (tentara Allah), yaitu ”…….yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min………” (QS. Al Maidah: 54)

c. Jangan dengki. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Riwayat Abu Daud dari Abi Hurairah)

d. Jangan suudzon. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain………” (QS. Al Hujuurat: 12)

e. Berendah Hatilah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. An Naml: 215)

f. Jangan Berbantahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “…..dan Janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menjadikan kamu gentar, dan hilang kekuatanmu…….”(QS. Al Anfaal:46). Berbantah-bantahan sesama kita, padahal musuh di luar, sudah siap menerkam.

5. Musuh terbesar kita adalah syetan
Musuh kita bukanlah seorang muslim, apatah lagi sesama aktivis. Musuh terbesar kita adalah iblis dan bala tentaranya. Mereka senantiasa akan merusak ukhuwah kita dari kiri, kanan, depan, dan belakang (QS. Al A’raf: 17). Hendaknya kita senantiasa ingat akan janji iblis untuk menyesatkan hamba-hamba-Nya (QS. Al Israa:62). Ini akan menjadi landasan kita untuk selalu menatap saudara kita dengan penuh kasih sayang karena boleh jadi saat saudara kita menyakiti kita, adalah lantaran banyaknya syetan di sekelilingnya yang terus menerus membisikinya untuk membenci kita, demikian pula sebaliknya, bisa jadi syetan menghembuskan prasangka-prasangka di dalam benak kita. Maka, mari kita jadikan syetan sebagai musuh bersama.

6. Sukses da’wah bukanlah karena kehebatan kita
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka, bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar…” (Al Anfâl: 1)

Ayat ini menyatakan bahwa kemenangan dalam medan peperangan, pun dalam suksesnya da’wah, bukanlah karena kepintaran kita dalam membuat strategi da’wah, tetapi tak lebih karena pertolongan dari Allah. Jika tidak, maka apa bedanya kita dengan Qarun yang berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku…..” (QS. Al Qashash:78). Dan kita lihat bagaimana ending kehidupan dari Qarun yang ditenggelamkan Allah Subhnahu wa Ta’ala ke perut bumi.

7. Mujahid itu teman kita sendiri
Mujahid dan mujahidah itu sesungguhnya ada di sekeliling kita, di dekat kita. Ya, bisa jadi mereka adalah teman-teman kita sendiri. Maka sangat aneh bila kita kerap kali menitikkan air mata saat ingat mujahid-mujahid di Palestina, Iraq, Chechnya, Afghanistan, dan lain-lain, tetapi dengan saudara-saudara mujahid di sesama lembaga saja, kita tidak bisa berlapang dada.

8. Ingat Kematian
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat mati, sebab seorang hamba yang banyak mengingat mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya, dan Allah akan meringankan baginya rasa sakit saat kematian.”

9. Doakan di shalat malam kita
Doa adalah senjata orang-orang beriman dan bila kita mendoakan saudara muslim kita tanpa sepengetahuannya, maka para malaikat akan berkata, “untuk kamu juga…”. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorang Muslim pun mendoakan kebaikkan bagi saudaranya sesama Muslim yang berjauhan melainkan malaikat mendoakannya pula. Mudah-mudahan engkau beroleh kebaikkan pula.” (HR. Muslim)

Penutup
Menyatakan diri sebagai orang beriman, sebagai seorang du’at (pengemban da’wah), sebagai seorang aktivis da’wah, sesungguhnya mengandung konsekuensi yang tidak ringan. Yaitu kita senantiasa akan mendapat ujian keimanan dari sang pemilik 99 Al Asmaul Husna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara Kamu………. “ (QS. 9:16). Dan di surat lainnya, “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta macam-macam cobaan.” (QS. Al-Baqarah:214)

Tersenyumlah dalam duka dan tenanglah dalam suka. Insya Allah dengan mengingat sembilan energi positif, akan membuat kita bersabar, dan enggan berpisah dari jalan da’wah ini. “Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. “ (QS. Ali Imran: 139).