Minggu, 28 September 2014

Surat untuk Seorang Kawan

Teruntuk seorang kawan lawasku, dengan cita dan cinta yang tak berbatas...

Hai, kawanku yang di ujung sana. Bagaimana kabarmu? Semoga kau beserta keluarga selalu dalam Lindungan Tuhan. Mungkin terbersit sebuah tanya darimu, apalah kiranya yang membuatku menulis surat ini. Entahlah, tetiba saja aku teringat akanmu. Mungkin ada sedikit rasa rindu karena telah lama tak bersua. Maka kuputuskan menulis surat ini untuk sekedar menyapa sekaligus mengenang semua tentang kita.

Lagu ini mengiringi permulaan tulisanku, mengenang setiap perjalanan kita sejak kali pertama hingga akhirnya memilih jalan masing-masing. 

Menatap lembayung di langit Bali | dan kusadari betapa berharga kenanganmu | di kala jiwaku tak terbatas | bebas berandai memulang waktu | Hingga masih bisa kuraih dirimu | sosok yang mengisi kehampaan kalbuku | bilakah diriku berucap maaf | masa yang telah kuingkari dan meninggalkanmu | oh, cinta... | Teman yang terhanyut arus waktu | mekar mendewasa| masih kusimpan suara tawa kita | kembalilah sahabat lawasku | semarakkan keheningan kalbu | Hingga masih bisa kurangkul kalian | sosok yang mengaliri cawan hidupku | bilakah kita menangis bersama | tegar melawan tempaan| semangatmu itu | oh, jingga... 

Kuingat masa ketika kutau kau pernah miliki mimpi yang sama. Saat itu kita memulainya dari titik awal yang sama. Titik nol. Namun semuanya berubah. Di persimpangan kita berpisah karena suatu pertimbangan. Kau memutuskan untuk beralih dan berjalan sendiri. Perjalanan kita lewati berbeda dengan rentang masa yang tak sama. Setelah sekian lama berpetualang, kau kembali dengan membawa harapan baru. Kini kau dapat berdiri tegak dan siap meraup hasil kerja kerasmu selama ini. Sementara aku masih di jalan yang sama dari titik nol yang semula kau pun di sana. Aku masih perlu menunggu, menikmati waktu dalam perjalanan panjang, entah sampai kapan. Hanya saja aku tahui bahwa tujuanku tak sekedar memenuhi kata mapan, melainkan memenuhi hasrat, sebuah kesuksesan yang bakal kudapatkan dengan membuat banyak orang tersenyum karenaku. Aku percaya bahwa setiap perjalanan tak lepas dari kemampuan masing-masing kita yang dianugerahi Tuhan pastinya. Bukan berarti tak mampu. Hanya saja, mimpi kita yang mungkin berbeda, atau mungkin definisi tentang kesuksesanlah yang membuatnya tak sama... 

Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu selagi masih ada waktu | Jangan hiraukan diriku |Aku rela berpisah demi untuk dirimu | Semoga tercapai segala keinginanmu... 

...
Setelah sekian lama, kusadari ada yang tak biasa. Kau tampak berbeda. Kita memang tak pernah bertemu setelah kejadian itu, tetapi media sosial tak pernah habis berbicara tentangmu. Maklum saja, kau adalah salah satu dari yang terpopuler. Atau mungkin memang waktu telah menjadikanmu berubah? Terkadang aku kesal mendengar apapun tentangmu, namun kadang ada rindu yang diam-diam mengumpat dari relung hati. Bagaimana denganmu? Aku tak terlalu percaya diri untuk mengatakan ini, tapi.. adakah sedikit rasa rindu itu yang tersemat dalam hatimu untukku? 

Tak kumengerti mengapa begini | waktu dulu ku tak pernah merindu | tapi saat semuanya berubah | kau jauh dariku pergi tinggalkanku | Mungkin memang kucinta | mungkin memang kusesali | tak hiraukan rasamu dulu | Aku hanya ingkari kata hatiku saja | tapi mengapa cinta datang terlambat...

Hah, sudahlah. Kuakhiri saja tulisan ini karena takkan habis jika kutuliskan semua tentang kita. Hanya saja, aku khawatir ini akan menjadi rayuan gombal yang mungkin bisa membuatmu penat.:)

Sampai jumpa, kawan lawasku. Sampai bertemu pada momen terindah yang telah Tuhan rancangkan untuk kita.

Akhir kata, tetaplah menjadi sosok yang bersahaja seperti dulu kau kukenal. Bagaimanapun denganmu saat ini, bagiku, kau adalah dirimu yang dulu, sekarang, dan nanti...

Salam.
Dari seseorang yang terlewatkan.

... 
Dia memang orang biasa.
Tapi pekerjaannya sungguh mulia.
Baru kusadar betapa indah senyum yang dia punya.
Tatapannya tajam tepat mengena lubuk jiwa.
Untuk terakhir kalinya, dalam masa sulit, wajahnya cerah mampu mengobati luka.
Pun untuk terakhir kalinya, dia berikan senyuman itu dan tatapannya memancarkan auranya yang bersahaja.
Dan aku mengaguminya.
Biar kukenang sejenak masa itu karena mungkin esok tak lagi sama.
Biar kuulangi reka pertemuan dengannya hingga hari ini.
Biarkan ku tetiba tersenyum sendiri saat tak ada apapun terjadi.
Abaikan saja, karena bisa jadi aku sedang mencoba menyimpan wajahnya dalam-dalam.
Tak ada yang salah.
Tak ada yang tak benar.
Di mataku semua tergambar indah.
Dan aku mengaguminya.

#Komunitas_Bisa_Menulis
#Event_GDW6_Romantis
#Tema_Surat_Cinta_Romantis 
 

Jumat, 26 September 2014

Unidentified...

Biarkanku mengagumimu dari jauh
Biarkanku melihatmu walaupun hanya bayanganmu
Karena tak sepantasnya bagiku menunjukkan secara nyata
Karena tak sewajarnya bagiku mengambil perhatianmu
Agar tak ada lagi rasa yang salah
Biarkan begini saja

Kuingat saat kali pertama melihatnya, ada rasa yang tak biasa. Kuingin rasa yang beda. Kuingin miliki cerita yang tak sama. Dan inilah kisahku, tentang seseorang yang entah sejak kapan kumengaguminya.

Dalam malam kulantunkan doa untuknya, menulis sesuatu tentangnya, atau sekedar menuliskan ratusan namanya di buku harian, sebagai kenangan, bahwa aku pernah miliki rasa untuknya.

Kumulai hari dengan menyambutnya dari kejauhan, memastikan dia hadir bersama indahnya pagi hingga menjelang jingga senja. Hari demi hari berlalu. Saatnya mengucap salam perpisahan. Dia dengan citanya. Aku dengan citaku. Namun, jika Tuhan ijinkan, adakah kesempatanku untuk kembali melihatnya? Benar saja. Tuhan masih biarkanku menemani hari-harinya meski dari kejauhan. Kami saling mengenal, tapi tak saling bicara. Mungkin boleh dikatakan inilah perjalanan cintaku. Tapi apa yang menjadikannya istimewa jika tak pernah ada cerita antara kami? Mungkin kau akan bertanya hubungan apa ini. Aku pun tak tahu.

Kuingat ketika dia mainkan musik kesayangannya. Debut yang sukses menarik perhatian semua orang, pun aku. Karenanya kumainkan musik yang sama. Setiap nada menyimpan kenangan tentangnya. Lama kumerasa, hingga sadari bahwa tak sekedar mengaguminya. Pergi menjauh adalah pilihan. Dan setelah sekian lama, dia kembali dengan kisahnya.

Kadang terselip ungkapan rindu akan kenangan itu. Kuanggap sebagai bagian dari perjalanan panjang. Mungkin kau menganggap ini tak wajar, namun rasa yang kupunya untuknya belum pudar. Masih sama. Hanya keadaan yang membuat beda. Kupalingkan wajah, tak lagi mampu melihatnya. Tak lagi mencari celah untuk menemani hari-harinya meski dari kejauhan. Pun tak lagi menjadi topik dalam buku harian. Hanya, biarkan rasa ini saja yang tak berubah.

Lagu rindu ini kuciptakan | Hanya untuk bidadari hatiku tercinta | Walau hanya nada sederhana | Ijinkan kuungkap segenap rasa dan kerinduan

#KomunitasBisaMenulis
#Subtema_CintaTerpendam_atau_KasihTakSampai
#Event_Romantis 

Kamis, 25 September 2014

Biar Bersinar

Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan.
Setiap orang punya visi dan misi yang beda.
Meskipun terlihat sama, pasti masing-masing ada celanya.
Ketika musim berganti, maka saat itu kau harus bersiap dengan perubahan.
Ketika musim berganti, maka setiap sisi kehidupan pun akan berubah.
Entah dia menjadi menguntungkanmu, atau malah merugikanmu. Akan menyelamatkanmu, atau malah menjerumuskanmu.
Ketika musim berganti, maka jangan heran jika perlakuan dunia terhadapmu tak lagi sama.
Entah dia akan membantumu, atau malah memanfaatkanmu untuk kepentingannya sendiri. Akan menguatkanmu, atau malah meninggalkanmu seakan tak mau tahu.
Begitulah salah satu sisi dari kehidupan. Selalu akan ada yang naik dan ada yang turun. Ada yang maju dan ada yang mundur.
Seandainya setiap orang punya rasa yang sama di atas beda, mungkin takkan pernah ada orang yang merasa direndahkan atau diremehkan.
Seandainya setiap orang punya rasa yang sama di atas kepentingan, mungkin takkan pernah ada orang yang merasa dikecewakan.
Seandainya setiap orang punya hati yang sama, mungkin mereka akan berjalan beriringan, saling bergandengan, mengulurkan tangan.
Dan seandainya...

Mungkin jika engkau mau melupakan perbedaan| mencoba tuk menerima semua yang telah digariskan| jangan berhenti di persimpangan jalan| banyak yang dapat kau lakukan, kawan.
Mungkin jika kita mau sejenak tuk dengarkan| apa yang telah selama ini mereka percoba teriakkan| jangan ragu untuk sekedar ulurkan tangan| semoga dapat ringankan sedikit beban.
Dan biarkan tetap bersinar di hatimu| cahayanya walaupun redup|senantiasa menghangatkan| menjaga agar tetap terang di hatimu| menuntun kemana arah yang akan kau tuju (the rain-biar bersinar).

Meskipun tak lagi sama, dunia yang takkan lagi dirasa sama, biarkan tetap menjadi berbeda.
Dunia yang dulu, kini menjadi asing, biarkan saja.
Dunia yang dulu dirindukan, kini nyaris terlupakan, biarkan saja.
Toh, dunia ini memang akan selalu berubah seiring berlalunya waktu, bergantinya musim. Maka, biarkan saja ia berlalu.
Dan bagimu yang mungkin menjadi salah satu yang direndahkan, diremehkan, dikecewakan, atau bahkan terlupakan, biarkan saja. Ini hanyalah masalah waktu. Tak selamanya duniaberpaling darimu. Akan ada saat dunia akan berpihak padamu. Bersabarlah. Itu saja.
Dan bagimu yang mungkin menjadi salah satu yang berkuasa, punya segalanya, berkemampuan, merasa paling kuat dan hebat, terpandang, atau bahkan punya banyak tangan kanan, biarkan saja. Tapi berbesar hatilah, perhatikan sekitarmu bahwa engkau takkan begini tanpa adanya mereka yang berada di bawah levelmu. Perhatikan sekitarmu bahwa bisa jadi ada di antara mereka yang menangis karenamu. Rendahkanlah hatimu karena takkan selamanya dunia berpihak padamu. Akan ada saatnya kau merasakan posisi sebaliknya. Saling menguatkan dan mendukung satu sama lain adalah lebih baik bagimu. Berbagilah sebanyak yang kau mampu dan kau akan mengerti bahwa hidup tak selamanya sendiri.

Senin, 01 September 2014

Doa

Ujian hidup yang kualami membuatku banyak belajar dan memahami bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi adalah Kehendak Tuhan, Sang Maha Mengatur Kehidupan. Bahwa sesungguhnya seluruh kekuatan yang ada di dunia ini adalah berasal dari Kekuatan-Nya. Seluruh kekuasaan di dunia adalah Kekuasaan-Nya.

Aku hanyalah seorang manusia, yang lemah, yang tak henti membutuhkan Pertolongan-Nya. Akan menjadi sombong diri ini jika tak lagi meminta pada Sang Maha Kaya. Akan menjadi hina diri ini jika tak lagi memohon pada Sang Maha Kasih.

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Yaa Tuhan, aku mengerti bahwa hidup ini tak selalu berjalan mudah, namun tak selamanya hidup adalah sukar, jika Kau Menghendaki. Aku mengerti bahwa tak ada satu pun yang takkan Kau Kabulkan, entah sekarang, esok, atau beberapa tahun mendatang.

Yaa Tuhan, pada-Mu-lah aku menyembah, pada-Mu-lah aku memohon pertolongan, pada-Mu-lah aku meminta kemudahan, pada-Mu-lah aku memohon perlindungan, pada-Mu-lah aku meminta kekuatan hati, pada-Mu-lah aku memohon kesabaran, pada-Mu-lah aku meminta petunjuk, pada-Mu-lah aku menyerahkan segala urusan, pada-Mu-lah aku serahkan hidup dan mati, dan hanya pada-Mu-lah aku memohon kebaikan atas diri ini.

Yaa Tuhan, sesungguhnya aku lemah dan Engkau Kuat. Sesungguhnya aku tak mengerti sedangkan Engkau Mengerti. Sesungguhnya aku tempat salah dan Engkau Maha Benar. Sesungguhnya aku hina dan Engkau Maha Suci. Oleh karena itu, mohon berikan aku seberkas Cahaya-Mu untuk menerangiku, menguatkanku, dan memampukan aku untuk melangkah.

Yaa Tuhan, aku mohon kabulkan permohonan ini. Kabulkan permintaan hati ini.

Aamin.