Selasa, 22 Desember 2015

Mama

Aku ingin seperti Mama,
menjadi perempuan serbabisa dengan segala keterbatasannya, mampu mengurus keluarganya dengan sangat baik, mengatur urusan rumah tangga dengan segala perhitungannya yang matang, dan melakukan banyak hal secara mandiri.

Aku ingin seperti Mama,
menjadi perempuan tangguh nan bermental baja, melaksanakan multiperan tanpa mengabaikan prioritasnya, mampu menyelesaikan banyak hal dan berani mengambil risiko, serta kuat bertahan di tengah setiap persoalan hidup yang menerpanya.

Aku ingin seperti Mama,
menjadi perempuan yang luar biasa sabar di tengah besar kecilnya ujian dalam setiap perjalanan hidupnya, menjadi perempuan yang tegar bagi suami dan anak-anaknya.

Aku ingin seperti Mama.

Aku sayang Mama karena Allah.

Selamat Hari Ibu, Mama... :)

Jumat, 04 Desember 2015

Taaruf #2

Sebagai calon istri, seorang perempuan itu hanya bisa menunggu,
menunggu calon suami terbaik pilihan Allah untuknya,
menunggu calon suaminya telah siap untuk menyandingnya kelak,
menunggu calon suaminya telah memantapkan hati memilihnya sebagai pendamping hidup,
menunggu calon suaminya berani menemui walinya untuk meminta ijin meminangnya.
Selama proses penantian itu, perempuan pun belajar memperbaiki diri untuk menjadi calon istri shalihah,
memantaskan diri dengan ilmu agama yang baik,
menyiapkan diri untuk mampu mengurus urusan rumah tangga, melayani suami dan anak-anaknya kelak.

Sebagai calon suami, seorang laki-laki itu harus gigih,
pandai memilih calon istri terbaik pilihan Allah untuknya,
gigih memperjuangkan calon istrinya di hadapan walinya,
gigih bekerja keras untuk menghidupi dan mengayomi istri dan anaknya kelak,
gigih memperbaiki diri untuk dapat memimpin dan membimbing keluarganya kelak di jalan Allah.

Semoga Allah senantiasa memberkati kalian (laki-laki dan perempuan) dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. Aaamiiin.

Mati

Innalillahi wa innailaihi roji'un,
Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.

Kematian,
Kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan menemui kematian.
Bisa jadi, ketika kita akan memulai aktivitas pagi ini, berpamitan pada orang tua, suami/istri, menyapa hangat tetangga dan kerabat, lalu dalam perjalanan ke sekolah atau ke kantor, entah sebab-musababnya Allah memanggil kita dengan cara yang tidak disangka-sangka, seperti kecelakaan, jantung berhenti mendadak, dan sebagainya.

Pertanyaannya,
Telah siapkah kita dengan bekal amalan yang akan kita bawa untuk menghadap-Nya?
Sudah cukupkah amalan baik kita selama hidup di dunia untuk mencapai surga-Nya?

Ya Allah,
Semoga kami, yang masih Engkau beri nikmat hidup ini, bisa terus berlomba-lomba dalam kebaikan, mengumpulkan amalan baik sebagai bekal di akhirat kelak.
Semoga kami menemui saat kematian itu dalam keadaan khusnul khotimah dan di tempat yang Engkau ridhoi.
Aaamiiin.


Senin, 09 November 2015

Taaruf

Kelak saat dewasa, seorang anak pasti akan berpisah dengan orang tuanya. Entah orang tua yang meninggalkan anak atau anak yang meninggalkan orang tuanya. Kita tidak sedang membicarakan kematian. Setiap orang pasti akan mengalami mati. Ini soal masa depan.

Setelah menikah, seorang anak perempuan akan mengikuti suaminya. Pun, seorang anak laki-laki akan memiliki tanggung jawab baru sebagai pemimpin bagi istrinya. Keduanya harus mampu menahan masing-masing ego dan belajar bersikap dewasa dan lebih bijaksana.

Bismillah. Jika si fulan adalah yang terbaik, menjadi kebaikan di kehidupan saat ini dan mendatang, semoga Allah memudahkan urusan ini. Pun, jika bukan yang terbaik dan menjadi keburukan di kehidupan saat ini dan mendatang, semoga Allah gantikan dengan yang lebih baik dan Allah meridhoi. Aaamiiin.

Rabu, 04 November 2015

Kado ke-36

Ini hari yang spesial, bukan? Tidak terasa perjalanan ini sudah memasuki tahun ke-36. Sudah cukup matang. Sudah terlalu banyak cerita suka, duka, haru, biru, canda, tawa, tangis, bahagia, terlewati bersama. Usia 36 tahun adalah waktu yang cukup untuk bisa mengenal satu sama lain, memahami sifat baik dan buruk masing-masing. Semoga keluarga kita selalu sakinah, mawaddah, dan rahmah. Hidup rukun, bersahaja, dan sederhana. Selamat ulang tahun pernikahan. Aku mencintai kalian karena Allah. Amin.

Kamis, 29 Oktober 2015

Kado ke-24

Abah, tidak perlu menjadi sosok ayah yang sempurna. Pun Amah, tidak perlu menjadi sosok ibu yang sempurna. Aku tidak perlu hadiah mahal apapun. Aku hanya ingin, di usiaku saat ini, hidupku berkah, bermanfaat bagiku, bagi Abah dan Amah, bagi banyak orang, menjadi dewasa dan bijaksana. Hadiah yang kuinginkan adalah Abah dan Amah selalu sehat, selalu ada di sampingku, menguatkanku saat kujatuh, memberikan senyuman hangat di kala hujan. Aku mencintai kalian karena Allah. Semoga keluarga kita sakinah, mawaddah, dan rahmah. Amin. :)

Jumat, 23 Oktober 2015

Sekedar Alasan

Orang tua itu... sejak kita kecil hingga dewasa sekarang selalu memenuhi semua kebutuhan kita, mulai dari makanan yang beragam, pakaian dengan banyak model dan warna yang kita suka, tempat tinggal yang layak nan nyaman, biaya pendidikan yang terkadang besarnya di luar nalar, sampai uang jajan yang seringnya kita pakai (maaf) untuk dihamburkan percuma. Jadi, apa kita masih punya alasan buat marah-marah atau sekedar bermuka kusut pada orang tua?

Kamis, 08 Oktober 2015

Jangan Mengeluh, Bersyukurlah

Ketika kau merasa bahwa apa yang kau miliki saat ini tak cukup untuk memenuhi hasratmu, lalu bagaimana dengan orang-orang di luar sana yang untuk memenuhi kebutuhan hariannya saja harus memeras peluh sepanjang waktu, siang dan malam.

Ketika kau merasa tidak nyaman dengan makanan yang terhidang di hadapanmu, bagaimana bisa kau menolak bahkan membuangnya seakan itu sia-sia, sedangkan orang-orang di luar sana, untuk mendapatkan sesuap nasi saja harus membanting tulang sepanjang waktu, siang dan malam.

Ketika kau merasa bahwa belajar dan sekolah adalah hal yang membosankan, lalu bagaimana dengan orang-orang di luar sana yang untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga tamat SLTA saja harus berjuang keras mengumpulkan biaya.

Terkadang hal yang kita anggap sepele, sederhana, atau mungkin tampak terlalu mudah didapatkan bisa jadi sangat rumit dan sulit untuk orang lain.

Terkadang hal yang kita anggap murah, bisa jadi teramat mahal untuk orang lain.

Terkadang hal yang kita anggap biasa saja, bisa jadi menurut orang lain itu luar biasa.

Tak perlulah kita mengeluhkan apa yang dimiliki mereka-mereka yang diberi kelebihan dan tak pula menjadi alasan untuk merendahkan mereka-mereka yang lebih kurang beruntung daripada kita. Bukankah kita hanyalah manusia biasa? Kita tak miliki hak apapun untuk merasa lebih baik daripada orang lain. Di sisi Tuhan, manusia adalah sama, kecuali takwa.

Jangan mengeluh, bersyukurlah. Pandanglah diri kita sebagai golongan orang-orang yang beruntung. Tak perlu melihat orang lain, cukup perhatikan diri kita. Pantaskan diri kita di Hadapan-Nya, barulah kita bisa menilai apakah kita benar-benar lebih baik atau malah sebaliknya.

Jangan mengeluh, bersyukurlah.

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Sabtu, 03 Oktober 2015

Warna Hidup

Semua tujuan selalu dimulai dari titik nol. Hanya saja, setiap orang memiliki motivasi dan caranya sendiri untuk mencapai tujuan itu.

Semua orang berhak atas keberhasilannya mencapai suatu tujuan. Pun, dengan jalan ceritanya yang berbeda. Baik segera maupun tertunda.

Tiap persinggahan ada ribuan kenangan | perjalanan ini tak akan pernah tergantikan|

Selasa, 08 September 2015

Titik Nol

Terkadang, untuk melihat suatu masalah, engkau tak selalu harus mendekatinya, karena bisa jadi ketika kau terlalu dekat dengannya, engkau tak bisa melihat apa pun selain gelap. Terkadang kau butuh sedikit menjauh untuk bisa melihatnya lebih jelas dan dengan mata dan hati yang lebih terang dan terbuka.

Sejauh apa pun perjalananmu untuk menemukan pencerahan, jika dia memang takdirmu, maka akan ada saja celah yang akan mengarahkanmu kembali padanya.

Seberapa pun usahamu hendak menjauh, bagaimana pun engkau mencoba menghindarinya, jika dia memang takdirmu, engkau akan kembali padanya.

Dan, betapa pun engkau ingin mengakhirkannya, jika dia memang takdirmu, engkau akan kembali pada titik semula. Titik nol.

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS.2;216)

Jumat, 17 Juli 2015

Renungan Malam #1

Saat dunia telah terlelap, sementara aku masih terjaga sendiri, aku merenungkan sesuatu. Setiap orang memiliki cerita kehidupannya masing-masing. Terkadang kumelihat orang lain lebih beruntung daripada aku, namun kutahui bahwa itu menunjukkan bahwa aku menjadi kurang bersyukur. Di sisi berbeda, aku melihat ternyata perjalanan hidupku yang terlalui sebenarnya telah memberiku banyak pelajaran, tak melulu melihat sisi buruk dari sebuah perjalanan meskipun tak kupungkiri perasaan itu mungkin akan ada saja melekat dalam benak hingga akhir. Terkadang aku tersenyum sendiri memperhatikan setiap langkah kehidupanku, sungguh, Tuhan tak pernah menjadikan sesuatu itu sia-sia bagi siapa saja yang mau memikirkan.

Sajak Rasa yang Salah

Biarkanku mengagumimu dari jauh
Biarkanku melihatmu walaupun hanya bayanganmu
Karena tak sepantasnya bagiku menunjukkan secara nyata
Karena tak sewajarnya bagiku mengambil perhatianmu
Agar tak ada lagi rasa yang salah
Biarkan begini saja.

Kata 3

Kenapa harus merasa sombong jika diri hanyalah seorang manusia yang tak pernah lepas dari salah dan khilaf?
Kenapa harus menyombongkan diri jika apa yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita?
Kenapa harus merendahkan orang lain jika nyatanya kita tak beda?
Kenapa harus meremehkan orang lain jika bahwasanya kita pun punya kelebihan dan kekurangan meski tak sama?

Dunia, manusia, tak pernah lepas dari ujian. Semua orang berlomba mencari kesejahteraan. Entah bagaimana caranya.
Dunia, manusia, sebenarnya sifatnya hanya sementara. Tuhan tak pernah melihat statusnya, pangkatnya, jabatannya. Lalu, kenapa harus menyombongkan diri?

Suksesnya seseorang tak patut dilihat sebelah mata. Setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Sukses tidak selalu tentang seberapa tinggi tingkat pendidikannya, seberapa banyak proyek yang dikerjakannya, seberapa tinggi pangkat dan jabatannya, dimana dia bersekolah, jurusan apa yang diambilnya, atau dimana tempat dia bekerja. Setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Jadi, biarkan mereka dengan cerita suksesnya masing-masing, tanpa perlu menghujat, mencela, meremehkan, atau memandang sebelah mata. Tak patut, karena kita tak tahu bagaimana prosesnya, perjalanannya, jatuh bangunnya menghadapi persoalannya. Jadi, biarkan saja setiap orang memiliki cerita suksesnya sendiri. Tak perlu dicampuri. Itu saja.

Jumat, 19 Juni 2015

Kisah Seorang Kawan, Sebuah Pencerahan

Ketika aku berada pada satu titik jenuh akan perjalanan ini, teringat pada kisah seorang kawan yang memilih untuk terus berjalan menatap masa depan yang menurutnya lebih nyaman dengan setelah ia menanggalkan keyakinannya. Mungkin baginya itu adalah salah satu jalan keluar terbaik, tapi akan berbeda sekali denganku. Aku tak tahu kelanjutan perjalananku jika aku melepas apa yang selama ini menjadi pegangan. Mungkin takkan lagi berarah, tak berkawan.

Memang, hidup dalam kesendirian itu tidak menyenangkan. Aku pun tak ingin selamanya merasa sepi. Namun sendirian itu sudah tak lagi menjadi masalah inti, bisa diwarnai dengan banyak tinta, terserah polanya sesukaku. Sepi itu berarti sendiri, tapi sendiri tak selalu sepi, karena aku masih miliki Dia. Itulah sebabnya, aku tak bisa melepaskan begitu saja. Pun itulah sebabnya aku bertanya-tanya, apa yang telah terjadi pada seorang kawanku itu. Aku berharap di suatu masa ia akan kembali menemukan cahaya-Nya. Mungkin tak banyak kebaikan yang bisa diinterpretasikan, meskipun sedikit usaha, tak berniat menyombongkan diri di hadapan-Nya, aku masih menjadi pemuja-Nya. Seburuk-buruk aku, tak ingin keyakinan itu tergadaikan oleh apapun. Cukup satu, cinta pada-Nya, meskipun tak sesempurna kasih-Nya padaku. Pun itulah sebabnya aku berharap seorang kawanku itu dapat merasakan hal yang sama. Alangkah lebih mudah perjalanan ini jika di setiap langkah ada yang mengarahkan, memberikan petunjuk, menjadi kawan saat sepi, menjadi kawan saat rindu, menjadi kawan di segala suasana. Cinta, selalu akan ada cinta tak terbatas dengan-Nya. Itulah sebabnya aku berharap seorang kawanku itu pun dapat meraih cinta yang sama, meskipun tak sesempurna cinta-Nya padanya.

Yah, akan selalu ada pelajaran hidup di setiap waktu, di setiap langkah, entah dari kawan, lawan, atau apapun yang takkan bisa tertebak. Yah, itulah hidup, itulah dunia kita. Hanya akan menjadi teka-teki dan biar esok tetap menjadi misteri.

Salam sejahtera untuk seorang kawanku itu. Semoga segera ada titik terang atas kegelisahannya. Sebuah pencerahan. Aaamiiin.

Sajak Rasa tak Biasa

Ada yang salah
Aku melihatnya berbeda
Bukan lagi sebagai seorang biasa
Melainkan seorang yang entah sejak kapan telah mencuri perhatian mata

Ada yang berbeda
Ada perasaan yang muncul entah sejak berapa lama
Parasnya biasa
Namun ada sesuatu yang seakan menarikku padanya
Atau mungkin kharismanya yang membuatku terpesona

Rasa yang tak seharusnya ada menjadikan hati dilema
Dilema ketika hendak bersua
Tak ingin menyapa tapi tak bisa
Kami selalu dalam lingkaran yang sama

Hampir penat aku memendam segala rasa yang takkan bisa tersampaikan
Hampir jenuh aku merasakan setiap getaran ketika mendengar tentangnya

| Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil | apabila kau muncul terus begini | tanpa pernah kita bisa bersama | pergilah, menghilang sajalah lagi |

Kamis, 04 Juni 2015

Lentera Jiwa

Lama sudah kumencari
Apa yang hendak kulakukan
Segala titik kujelajahi
Tiada satu pun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu

Kata-kata yang kubaca
Terkadang tak mudah kucerna
Bunga-bunga dan rerumputan
Bilakah kau tahu jawabnya
Inikah jalanku
Inikah takdirku

Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang selalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku

Rabu, 06 Mei 2015

Sajak Kehidupan #3

Dan pada akhirnya...

Sahabat satu per satu akan pergi, entah untuk cita-cita, cerita cinta, atau pun kemajuan diri.

Tapi satu hal yang pasti, sejauh apapun kalian pergi, kalian tetap harta terbaik yang selalu di hati dan tetap kunantikan hingga pulang kembali.

:')

By: TiJe

Senin, 27 April 2015

Ada Apa Dengan Cinta

Puisi: Tentang Seseorang

Kulari ke hutan, kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi.. sepi.. dan sendiri aku benci
Aku ingin bingar
Aku ingin di pasar
Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya
Biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?

Puisi: Ada Apa Dengan Cinta

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Atas dirinya digenangi air racun jingga
Adalah...
Wajahmu seperti bulan lelap tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci
Percaya...
Sampai darah ke lutut pun aku tak percaya
Lalu...
Rumput tersabit
Sekali ini aku lihat karya Surga
Dari mata seorang hawa
Percaya...
Tak tahu...
Ada apa dengan cinta?
Dan aku akan kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja.

Puisi: Aku Ingin Bersama Selamanya

Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap napas yang terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi bersatu dalam jubah berpautan
Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu
Haaah... di luar itu pasir
Di luar itu debu
Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada
Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu
Jiwa itu tandu
Maka duduk saja
Maka akan kita bawa... semua...
Karena kita adalah satu.

Lirik: Tentang Seseorang by: Anda 'Bunga'

Teruntukmu hatiku, inginku bersuara
Merangkai semua tanya, imaji yang terlintas
Berjalan pada satu tanya selalu menggangguku
Seseorang itukah dirimu kasih?
Kepada yang tercinta, inginnya kumengeluh
Semua resah di diri, mencari jawab pasti
Akankah seseorang yang kuimpikan kan hadir?
Raut halus menyelimuti jantungku
Cinta, hanyalah cinta
Hidup dan mati untukmu
Mungkinkah semua tanya kau yang jawab?
Dan tentang seseorang itu pula dirimu
Kubersumpah akan mencinta.

Kamis, 02 April 2015

Biarkan Saja

Selalu ada mereka yang meremehkan, merendahkan, mengabaikan, bahkan menganggap kita tak ada. Biarkan saja. Pasti di suatu masa, akan ada saat dimana mereka membutuhkan, mencari, menyadari, bahwa kita adalah bagian penting dari keberhasilannya. Itu saja.

Minggu, 29 Maret 2015

Kuasa Tuhan

Setelah beberapa hari kemarin tubuhnya roboh, seakan tak ada lagi kekuatan untuk menopang tubuhnya yang sebenarnya tak lagi berdaya. Semangatnya seakan runtuh seketika, harapannya untuk kembali seakan berhenti. Bershalat saja dia tak kuasa karena kondisinya saat itu. Duduk, berdiri, berjalan, seperti aktivitas luar biasa berat yang untuk melakukannya butuh bantuan. Ya Tuhan...

Namun, kukatakan ini hanyalah godaan. Ini bukan sekedar ujian. Ini bukan sekedar kesakitan. Ini adalah sesuatu yang tak dapat dijelaskan dengan logika manusia. Penawarnya hanya butuh kepasrahan dan keyakinan terhadap Tuhan yang melebihi ketakutannya terhadap  sakitnya. Dia pun mencoba melawannya dengan kerendahan hatinya, keteguhannya, keimanan.

Ya Tuhan... Engkau berikan petunjuk. Puji syukur kondisinya kini jauh membaik dari kemarin. Semangat itu seperti bertumbuh kembali. Senyumnya kembali tersungging. Cerianya kembali hadir di tengah-tengah kami. Semoga Engkau berikan dia selalu nikmat sehat itu. Mohon pastikan dia selalu Kau jaga, dalam lindungan, keberkahan, nikmat yang tiada tara. Bahagiakan masa tuanya dan kehidupan akhiratnya kelak. Semoga aku kembali bisa melihat cerianya setiap waktu karena itu pasti akan selalu kurindukan.

Amin Ya Robbal'alamin...

Rabu, 18 Maret 2015

Roda Kehidupan

Tuhan menjadikan perjalanan kita sulit bukan karena Dia membenci kita. Justru karena Dia teramat sayang maka Dia menguji kita. Tetapi bukan berarti mereka yang perjalanannya mulus saat ini tak disayang Tuhan. Akan ada bagi masing-masing kita mendapat ujian. Tuhan punya cara bagi mereka untuk menunjukkan rasa kasih-Nya. Mungkin tak di sini, bisa jadi di belokan selanjutnya. Seperti aku dulu, memasuki jalan ini dengan begitu mudahnya karena pertolongan Tuhan, namun nyatanya sepanjang perjalanan ini tak semudah kali pertama melewatinya. Ada saja jalan terjal, berkelok tajam, mendaki, menurun yang harus dilalui agar perjalanan ini menemukan ujungnya. Memang, akan selalu ada kesulitan setelah kemudahan dan akan selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Ternyata hidup itu tak selamanya lurus-lurus saja. Akan ada saat kita jatuh, ada saat kita bangkit dan menaik. Ternyata hidup tak melulu begitu-begitu saja. Akan ada saat dimana kita menangis, ada saat kita tersenyum. Yah, sebut saja itulah roda kehidupan.

Minggu, 15 Maret 2015

Surat Cinta untuk Sahabat

Hey, apa kabar, sahabat? Rasanya sudah terlalu lama kita tak bersua. Bukan karena ada yang salah, hanya saja aku merasa berbeda di antara lainnya. Bukan inginku memutuskan tali silaturrahmi atau hendak menjauhkan diri, hanya saja aku sedikit menutup diri untuk hal yang bersifat terlalu pribadi. Bukan karena kalian, tapi karena aku.

Ada hal yang mulai aku sadari, bahwa sampai kapan pun takkan pernah ada persahabatan yang sempurna. Namun tak perlu menjadi sempurna, cukup menjadi diri kita ada bagi lainnya dalam situasi dan kondisi apapun. Tak butuh alasan untuk menjadikan seseorang sebagai sahabat karena tanpa disadari Tuhan akan mengikatnya pada siapa-siapa yang menurut-Nya tepat dan mungkin kita adalah salah satunya yang telah Tuhan pertautkan. Kuingat saat kali pertama bertemu kalian, dari yang tak saling mengenal hingga saat ini akhirnya kita dipersatukan. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik selama enam tahun ini. Terima kasih telah menemani setiap hariku, menjadikan hujan berubah pelangi, menjadikan dinginnya pagi sehangat sinar mentari.

Bolehkah persahabatan ini tak sebatas pertemuan di sini?
Bolehkah persahabatan ini berlanjut hingga akhir nanti?

Terkadang aku ragu karena tak selamanya kita bisa bersama. Mungkin esok atau lusa kita dapati jalan masing-masing, lingkungan berubah, ceritanya pun akan berbeda. Terkadang aku khawatir tak menemukan sahabat sebaik kalian, namun aku mengerti bahwa akan ada saatnya untuk bertemu dan akan ada saatnya untuk berpisah. Tak apa. Setidaknya aku telah miliki cerita tentang kalian. Ruang dan waktu yang berbeda terkadang tak mampu memutuskan ikatan yang telah terjalin. Bolehkah kita pun demikian? Setelah habis cerita ini, mungkin suatu saat nanti aku akan merindukan kalian. Semoga Tuhan selalu besertamu.

Terakhir, terima kasih telah berikanku senyuman hangat di kala hujan. Karena kalian aku masih bisa bertahan dan terus maju sampai titik ini.

Sampai jumpa lagi, sahabat. Aku mencintai kalian karena Allah.

Salam.

Selasa, 03 Maret 2015

Cerita Kita

Mungkin orang lain melihat kita sedang bahagia, tapi mereka tidak tahu bahwa kita sebenarnya sedang sedih.
Mungkin orang lain melihat kita selalu tersenyum, tapi mereka tidak tahu bahwa kita sebenarnya selalu menangis.
Orang lain hanya bisa melihat apa yang tampak dari luar, tak mengerti yang sebenarnya terjadi di dalam.
Orang lain hanya bisa mendengar pokok ceritanya, tak mengerti yang sebenarnya jalan ceritanya.
Dikatakan atau pun tidak dikatakan, mereka tidak akan mengerti dan tidak mau mengerti, karena bagi mereka itu bukanlah hal penting.
Jadi, pahami, yakini, kuatkan hati kita, bahwa perjalanan ini, cerita ini, adalah milik kita, bukan mereka.
Jadi, abaikan pikiran dan hujatan mereka, karena bagi kita itu pun tidak penting.
Karena ini tentang kita, bukan mereka.
Itu saja.