Aku tau aku sendiri di sini, tapi
tak berarti aku tak mampu menyelesaikan hidup ini sebaik mungkin.
Aku tau aku sendiri di sini, tapi
takkan kubiarkan hidup ini menjadi tak berarti.
Mungkin memang takkan ada cerita
menarik di sini, tapi kutau aku mampu membuat cerita sendiri di duniaku
sendiri.
Mungkin memang takkan ada rasa
saat ini, tapi tak ingin kukatakan bahwa takkan ada rasa selamanya.
Aku tau tak banyak orang
menyayangiku, mungkin karena tak banyak orang mengenalku.
Tujuan hidupku memang bukan untuk
dikenal banyak orang, hanya saja aku ingin menjadi berarti bagi banyak orang.
Sukses. Satu kata yang ingin
kuwujudkan, tapi dengan caraku sendiri, bukan karena kehendak mereka atau cita
mereka, melainkan dengan asaku, citaku.
Sukses. Terkadang aku geli mendengarnya.
Pernah kesal, marah, tersenyum sinis, dan sebagainya. Entah mengapa.
Aku tak ingin ada hati yang
salah. Rasa yang tak benar. Aku ingin segalanya berjalan apa adanya tanpa
basa-basi tak berisi atau sekedar harapan semu yang berarti sia-sia.
Aku ingin hidupku berjalan
sewajarnya. Tak ingin seperti hidup orang lain yang penuh warna dan berhasil
menerjang lika-liku hidup bersama orang-orang terkasih. Sudah cukup harapanku
untuk bertahan di atas pijakanku sendiri, meski dengan hidup yang hanya dihiasi
oleh hitam dan putih, serta jalanan yang terjal.
For me, life is flat. Hidup itu
datar. Berarti jika kau membuatnya berarti, dan tak berarti jika kau tak
memaknainya.
Datar tak berarti tak bermakna.
Datar hanya kiasan. Rintangan selalu ada. Badai selalu menerjang, tapi rinai
hujan pun takkan terlewatkan.
Aku tau tak selamanya hidup
begitu-begitu saja.
Setiap manusia pun mengerti bahwa
hidup tak bisa selamanya sendiri. Tapi kenyataannya kini aku masih sendiri.
Mungkin tak kusadari bahwa banyak
orang yang besertaku.
Mungkin hanya tak kupahami bahwa
selalu ada mereka yang menyertakan doa di setiap langkahku.
Mungkin aku hanya butuh
memikirkan ini. Tapi aku pikir tak perlu waktu lama untuk memahami maksud ini.
Terlalu banyak hal yang
seharusnya dipikirkan. Terlalu banyak masalah yang perlu diselesaikan. Terlalu
banyak maksud yang seharusnya disampaikan. Terlalu banyak makna yang perlu
diartikan. Terlalu banyak hal hingga akhirnya terlalu banyak hal yang
terlewatkan.
Sudah biasa.
Yah, beginilah aku dan hidupku.
Dan selalu begitu. Entah mengapa.
Mereka bilang aku perlu
perubahan. Tapi aku katakan, ini bukan tentang perubahan, melainkan situasi
yang memaksaku seperti ini.
Mereka bilang aku perlu
perubahan. Tapi aku katakan, output selalu berbanding
lurus dengan input.
Cepat
atau lambat, mau atau tidak mau, tetap saja saat itu pasti datang, meski akan
terkesan memaksakan.