Selasa, 22 April 2014

Periode Galau

Pikiranku mengacau.
Berita buruk.
Pandanganku kosong.
Otakku mendadak beku.
Lidahku kelu.
Ekstrimitas seakan kebas.
Ya, berita buruk.
Bagaimana bisa aku menjelaskan?
Bagaimana ini?
Tak bisa menanggungnya sendiri.
Hidupku seakan digantungkan.
Harapanku apa?
Masa depan yang bagaimana?
Aku tidak tau.

Menghentikan langkah bukan jalan yang tepat.
Berbalik arah hanya akan sia-sia.
Membelok dan beralih pada jalan lain pun takkan mungkin.
Tak ada jalan keluar selain terus maju.
Tapi dengan kondisi semacam ini, apa yang ingin dihasilkan?
Hanya akan ada penyesalan, amarah, dan kebencian.
Aku ingin Pencerahan Tuhan.
Aku ingin Jalan keluar Tuhan.

Perjalanan hidup tak selamanya lurus-lurus saja.
Selalu ada persimpangan dan harus memilih arah tujuan.
Tapi aku di sini, tak memiliki kesempatan memilih.
Aku di persimpangan.
Jalanku telah ada yang menentukan.
Arah tujuanku sudah ada yang memutuskan.
Aku hanya tinggal berjalan mengikuti kemana maunya.

Perjalanan hidup apa ini?
Perjalanan hidup seperti apa?
Aku ingin mengubah rute perjalanan hidup semacam ini.
Aku ingin memilih destinasi perjalanan yang kumau.
Tapi perjalanan hidup yang seperti apa?
Tak bisa lagi kupertimbangkan.

Ini denotasi, bukan konotasi.
Setiap tulisan mengandung kalimat.
Setiap kalimat terangkai oleh kata-kata.
Dan setiap kata dibuat dengan susunan huruf.
Ya, hanya serangkaian kata yang temani perjalanan hidupku.
Seperti langit tua yang tak mendengar, manusia pun tak ada yang mampu memahami.
Hanya rangkaian kata.

Lalu, bagaimana ini?
Aku tak punya pilihan.
Harus bagaimana?
Coba bantu aku mencari jalan keluar.
Bantu aku menemukan pencerahan.
Bagaimana?
Tak jua kutemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar