Jumat, 25 April 2014

Periode Introspeksi Diri

Setelah beberapa saat menulis serangkaian kegalauan dengan sekelumit masalahnya, aku mencoba membuat satu titik pencerahan. Untukku, untukmu, untuk kita. Karena satu alasan, bahwa memang di sini dan dengan keadaan seperti inilah kita belajar tentang hidup.

Tak bermaksud membuatmu terhanyut dalam kegalauan yang kualami.
Tak bermaksud melibatkanmu dalam setiap masalah yang kujalani.
Tak bermaksud menenggelamkanmu semakin dalam terhadap kegelisahanmu sendiri tentang masa depan dan sebongkah harapan.

Aku sekedar ingin menyampaikan bahwa, tak hanya dirimu, tetapi juga aku, dia, kita, memiliki perasaan yang sama terhadap hidup.
Aku sekedar ingin menyadarkan bahwa, dirimu tak sendiri yang merasakan perih, tetapi juga aku, dia, kita.
Aku sekedar ingin menunjukkan bahwa, masalah hidup tak hanya padamu, melainkan juga aku, dia, kita.

Tak ada satu pun yang tak pernah merasakan beratnya perjalanan hidup.
Aku, kamu, dia, kita, semua pasti mengalami.
Namun, apakah kita lantas menyerah karena ini?
Namun, apakah hidup kita berakhir karena ini?
Namun, apakah kita akan mati karena ini?
Tidak.
Selalu ada tempat bersandar, selalu ada tempat berbagi, selalu ada tempat mencurahkan isi hati, selalu ada tempat untuk berpasrah diri.
Hanya memang, kita perlu mencari-cari dimanakah itu.
Tuhan telah menjamin kehidupan kita.
Tuhan telah menjanjikan kehidupan terbaik bagi kita.
Tak ada ujian seberat apapun melainkan itu sesuai dengan kemampuan kita.
Tuhan takkan membebani apapun jika kita tak mampu menanggungnya.

Berpikir positif dan cobalah menyelesaikannya meskipun perlu berjalan perlahan.
Dan ketika kau lelah berjalan, berhentilah sejenak, berpikir, dan cobalah untuk memulainya kembali.
Selesaikanlah, meskipun tak selalu menjadi benar adanya.
Tak apa.
Segala hal butuh proses, bukan?
Tak hanya untuk dirimu, melainkan juga untukku, untuk kita.
Setidaknya kita telah mencoba memperbaiki semuanya.
Introspeksi diri, mencoba membuka diri, dan mulai melangkah.

Memang takkan semudah rangkaian kata yang kutuliskan, tapi beginilah salah satu upaya seorang manusia membangkitkan lagi semangat yang sempat fluktuasi dan nyaris pudar.
Ya, beginilah ikhtiar seorang manusia mengajak dirinya dan saudaranya kembali tersenyum.
Ya, beginilah cara seorang manusia mencoba memberi setitik cahaya untuk membangun kembali harapan dan berani menatap masa depan. 
Ya, beginilah aku.

It's all about You and me.

Perjalanan hidup yang takkan pernah tergantikan.
Setiap perjalanan, baik dengan atau tanpa kita sadari, akan memberikan pelajaran berharga tentang arti hidup itu sendiri.
Entah bagaimana mendefinisikannya, setiap orang berhak atas pemikirannya.

Dan satu hal, aku bangga melihat betapa besar perjuanganmu menyelesaikan ujian Tuhan. Tantangan hidup.
Aku bangga melihatmu membuktikan pada dunia bahwa kau mampu menaklukan kekhawatiranmu yang teramat.
Aku bangga melihatmu mampu bertahan dalam terpaan badai kehidupan. Kau tau? Takkan lama lagi itu akan berganti rinai dan segera menampakkan indahnya pelangi yang senantiasa memberikan senyuman hangat di kala hujan. 
Bersyukurlah atas kemampuan yang (tanpa kau sadari) kau miliki. Melewatkan masa sulit, hari-hari menyenangkan, ujian, huru-hara, apapun itu.
Warna-warni yang menghiasi perjalanan hidupmu, aku suka.

Selamat atas keberanianmu.
Selamat atas ketangguhanmu.
Selamat atas kesabaranmu menghadapi dunia.
Berjuanglah, saudaraku, kita sedang naik tingkat!
Percayalah bahwa tak hanya kau sendiri. Ada aku, dia, kita.
Always cheers and keep smiling ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar